Sirosis Hepatis
A. DEFINISI
Sirosis hati adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi
arsitektur hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul
regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal.
Sirosis hepatis adalah suatu penyakit di mana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah besar dan seluruh system arsitekture hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat ( firosis ) di
sekitar paremkin hati yang mengalami regenerasi. sirosis didefinisikan sebagai
proses difus yang di karakteristikan oleh fibrosis dan perubahan strukture
hepar normal menjadi penuh nodule yang tidak normal.
Istilah sirosis hepatis di berikan oleh
Laence tahun 1918, yagn berasal dari kata Khirros yang berarti kuning orange,
karena perubahan pada nodule - nodule yang terbentuk. salah satu komplikasi
yang paling serius dan membahayakan hidup pasien sirosis adalah terjadinya
pendarahan varises esofageal.
Angka kesembuhan terkait erat dengan
keberhasilan dalam mengontrol pendarahan atau pendarahan ulang awal, yang
muncul pada 50% pasien. bila pendarahan terjadi pada saluran cerna bagian atas,
manisfestasi yang muncul berupa hematemesis ( muntah darah ) dan bila terjadi
pada saluran cerna bagian bawah, manifestasinya berupa melena ( feses yang
berwarna hitam ).
Pasien dengan vasises esofageal mempunyai resiko pendarahan 30% 1/3
pasien yang mengalami kematian. pasien yang mengalami pendarahan akan punya
kemungkinan 70% untuk terjadi pendarahan ulang dan 1/3 pasien yang mengalami
efisode perdarahan yang berakibat fatal.
Peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel
menyebabkan banyaknya terbentuk jaringan ikat dan regenerasi noduler dengan berbagai
ukuran yang di bentuk oleh sel paremkim hati yang masih sehat.
Akibatnya bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya
penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena pota yang
akhirnya menyebakan hipertensi portal. pada sirosis dini biasanya hati
membesar, teraba kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila di tekan.
Penyakit hepar terutama hepatitis yang disebabkan oleh
virus (terutama virus hepatitis B) saat ini melanda dunia baik di negara maju
maupun negara berkembang. Munculnya virus baru yaitu virus Hepatitis E
menimbulkan hepatitis akut yang sporadik terutama pada usia dewasa (60%).
Sirosis hepatis sebagian besar disebabkan oleh hepatitis.
B. ETIOLOGI
Sirosis hepatis biasanya menyebabkan gejala-gejala klinik seperti hipertensi
portal( tek dalam vena portae 50-100 mm H2O, Sirosis hepatic ada
beberapa bentuk :
1)
Sirosis portal laennec ( alkoholik, nutrisional),
dimana jarigan parut secara khas mengelilingi daerah portal, sering disebabkan
oleh alkoholinisme kronis penyakit gizi dan hemocromatosis dan merupakan tipe
sirosis yang paling sering ditemukan.
2)
Sirosis pasca nekrotik , dimana terdapat pita jaringan
parut yang lebar sebagi akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi
sebelumnya.sering ditemukan pada penyakit Wilson sebagai akibat dari hepatitis
virus dan itoksikasi ( jamur, arsen, fosfor).
3)
Sirosis bilier ,sirosis bilier bukan termasuk sirosis
sejati, dimana pembentukan jaringan parut terjadi didalam hati sekitar saluran
empedu,tipe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier kronis dan infeksi (
kolangitis).
Karena bendungan empedu yang lama, maka saluran mepedu dan jaringan
ikiat dalam daerah portal berfroliferasi sebagai uasaha tubuh menglompensasi
suatu kerusakan akibat iritasi, regurgitasi dan inhibisi empedu, sehingga
lobulus makin lama makin terdesak dan
makin kecil,menyerupai pseudobulus.Bocornya empedu disebabkan oleh tekanan
empedu yang tinggi mengakibatkan
pecahnya saluran empedu. Sirosis bilier dibagi dalam dua jenis, jenis primer (
chirrosis hannot) yang disebabkan statis empedu akibat
cholangitis/pericholangitis intrahepatik. Jenis sekunder disebabkan statis
empedu akibat obstruksi saluran empedu ekstrahepatik, missal oleh batu empedu,
karsinoma pancreas dll.
Patogenesisnya oleh Mc Mahoon dibagi dalam 5 bentuk : 1.obstruktif (
cholestatik),2. cholangitik ( infeksi),3.pericholangiolitik ( virus), 4.
acholangik akibat atresi saluran empedu,5. fibroxantomatosa.
·
Sirosis kardiak
disebabkan oleh kelainan kongestip keras.
·
Sirosis syphilitica , dinamai juga hepar
lobatum, yang sebenarnya hanya fibrosis septal akibat menyembuhnya (luka parut)
gumma besar berganda dalam jaringan hati.
Adapun penyebab sirosis hati beragam. selain disebabkan oleh
virus hepatitis B ataupun C, bisa juga di akibatkan oleh konsumsi alkohol yang
berlebihan, bergai macam penyakit metabolik, adanya ganguan imunologis, dan
sebagainya.
- Sirosis Laennec ( sirosis alkoholik, portal, dan sirosis gizi )
Alkohol
(efek toksik)
Akumulasi
lemak
Pembentukan
trigliserida yang berlebihan
Gangguan
metabolic
Jumlah
pengeluaran trigliserida dari hati
Oksidasi
asam lemak
Pembesaran
hati
- Sirosis Pascanekrotik
Lanjutan dari
hepatitis virus akut, dimana terdapat pita jaringan parut yang melebar.
- Sirosis Billiaris
Obstruksi
sirosis billiaris
Statis
empedu
Penumpukan
empedu di dalam massa hati
Kerusakan
sel hati
Terbentuk
lembar-lembar fibrosa di tepi lobulus
Pembesaran
hati
C. TANDA & GEJALA
§
Defisiensi nutrisi : Vit A, vit K, vit D, vit
C, tiamin, asam folat, piridoksin,
niasin, asam askorbat
§
Defisiensi kalori & protein
§
Kelelahan
§
Edema
§ Perdarahan
esophagus
§ Asites
§ Anemia
§ Mual
dan muntah
§ Nyeri
di daerah epigastrium
§ Hati
keras dan mudah teraba
§ Gangguan
neurologik ( bau apek manis dari nafas penderita )
D. PATOFISIOLOGI
Meskipun ada beberapa factor yang terlibat dalam etiologi sirosis,
konsumsi minuman beralkohol dianggap sebagai factor penyebab yang utama.
Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi pada peminum minuman keras.
Meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan protein turut menimbulkan
kerusakan hati pada sirosis, namun asupan alcohol yang berlebihan merupakan
factor penyebab utama pada perlemakan hati dan konsekuensi yang ditimbulkannya.
Sebagai Individu tampaknya lebih rentan terhadap penyakit ini dibanding
individu lain tanpa ditentukan apakah
individu tersebut memiliki kebiasaan meminum minuman keras ataukah menderita
malnutrisi. Faktor lainnya dapat memainkan peranan, termasuk pajanan, dengan
zat kimia tertentu (karbon tetraklorida, naftalen terklorinasi, arsen atau
fosfor) atau infeksi skistosomiasis yang menular. Jumlah laki-laki penderita
sirosis adalah dua kali lebih banyak daripada wanita, dan mayoritas pasien
sirosis berusia 40 hingga 60 tahun.
E.
DAMPAK TERHADAP SISTEM TUBUH LAIN
·
Perdarahan saluran cerna
Penyebab
pendarahan saluran cerna yang paling sering dan paling berbahaya pada sirosis
adalah perdarahan dari varises esophagus yang merupakan penyebab dari sepertiga
kematian. Penyebab lain perdarahan adalad tukak lambung dan duodenum (pada
sirosis gangguan ini meningkat), erosi lambung akut, dan kecenderungan
perdarahan (akibat masa protrombin yang memanjang dan trombositopenia)
·
Asites
Asites
adalah imbunan cairan serosa dalam rongga peritoneum. Beberapa factor yang
turut terlibat dalam patogenesis asites pada sirosis hati:
o
Hipertensi porta
o
Hipoalbuminemia
o
Meningkatnya pembentukan dan aliran limfe hati
o
Retensi natrium
o
Gangguan akskresi air
·
Enselopati hepatic
Gangguan kompleks susunan saraf pusat yang dijumpai pada
individu yang mengidap gagal hati. Ditandai dengan:
o
Gangguan memori dan perubahan kepribadian
o
Timbul tremor flapping
o
Gerakan menyentak lainnya dan gangguan
keseimbangan
F. MANISFESTASI KLINIK
§
Pembesaran hati
§
Obstruksi portal dan asites
§
Varises gastrointestinal
§
Edema
§
Defisiensi vitamin dan anemia
§
Kemunduran mental
G. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Pada disfungsi parenkimal hati yang berat, kadar albumin serum cenderung
menurun sementar kadar globulin serum meningkat. Pemeriksaan enzim menunjukan
kerusakan sel hati, yaitu: Kadar alkali fosfatase, AST (SGOT) serta ALT (SGTT)
meningkat dan kadar kolimesterase serum dapat menurun. Pemeriksaan bilirubin
dilakukan umtuk mengukur ekskresi empedu atau retensi empedu. Laparoskopi yang
dikerjakan bersama biopsy memungkinkan pemeriksa untuk melihat hati secara
langsung.
Pemeriksaan pemindai USG akan mengukur perbadaan densitas antara sel-sel
parenkim hati dan jaringan parut. Pemeriksaan pemindai CT (computed tomografi),
MRI dan pemindai radio isotop hati memberikan informasi tentang besar hati dan
aliran darah hepatic serta obstruksi aliran tersebut.
Analisi gas darah arterial dapat mengungkapkan gangguan keseimbangan
ventilasi perkusi dan hipoksia pada sirosis hepatic.
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pasien sirosis hepatic biasanya didasarkan pada gejala
yang ada. Sebagai contoh, antacid diberikan untuk mengurangi distress lambung
dan meminimalkan kemungkinan pendarahan gastrointestinal. Vitamin dan suplemen
nutrisi akan meningkatkan proses kesembuhan pada sel-sel hati yang rusak dan
memperbaiki status gizi pasien. Pemberian preparat diuretic yang mempertahankan
kalium (spironolaktan) mungkin diperlukan untuk mengurangi asites jika gejala
ini terdapat, dan meminimalkan perubahan cairan serta elektrolit serta yang umu
terjadi pada penggunaan jenis diuretic lainnya. Asupan protein dan kalori yang
adekuat merupakan bagian essential dalam penanganan sirosis bersama-sama upaya
untuk menghindari penggunaan alcohol selanjutnya.
Meskipun proses
fibrosis pada hati sirotik tidak dapat diputar balik, perkembangan kadar ini
masih dapat dihentikan atau diperlambat dengan tindakan tersebut.
Beberapa penelitian pendahuluan menunjukan bahwa colchicines, yang
merupakan preparat anti inflamasi untuk mengobati gejala gout, dapat
memperpanjang kelangsungan hidup penderita sirosi ringan dan sedang.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada semua data hasil pengkajian diagnosa
keperawatan utama mencakup yang berikut:
·
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan kemunduran keadaan umum pelisutan otot dan gangguan rasa aman
·
Perubahan status nutrisi berhubungan dengan
gastritis kronis,penurunan gastrointestinal dan anoreksia
·
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
gangguan status imunologi,edema dan nutrisi yang buruk
·
Resiko untuk cedera berhubungan dengan perubahan
mekanisme pembekuan dan hipertensi portal.
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
- Istirahat
- Perbaikan status nutrisi
- Perawatan Kulit
- Pengurangan Risiko Cedera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar