Total Tayangan Halaman

Rabu, 16 Februari 2011

POST PARTUM & GEJALA



A. KONSEP DASAR
1. POST PARTUM 
a. Pengertian Post Partum
     Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ- organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. (Bobak dkk edisi 4; 2005)
      Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira- kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebalum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.( Ilmu kebudanan; 238)
            Puerperium ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu sampai dengan 3 bulan.( Obstetri Fisiologi; 315)
            Masa puerperium dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembai seperti keadaab sebelum hamil (Eny Retna Ambarwati 2009:1)
            Post partus adalah masa yang di perlukan untuk pulihnya alat-alat kandungan pada keadaan normal yang berlangsung selama 6 minggu atau 24 hari. Di jumpai dua kejadian penting dari purperium yaitu involusi uterus dan proses laktasi (Mac Donald, Gant, Cunningham, 1995:281).
            Beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa masa nifas atau post portum adalah masa dimana belum pulihnya alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 24 hari dan dijumpai dua kejadian penting dari puerperium yaitu involusi uteri dan proses laktasi.
b.         Anatomi Fisiologi Uterus
Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng ke arah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot- otot polos, ukuran panjang uterus adalah 7- 7,5 cm, lebar diatas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologi adalah anteversifleksio (servik kedepan dan membentuk sudut seperti vagina, demikian pula, korpus uteri kedapan dan membentuk sudut dengan servik uteri.
Uterus terdiri atas fundus uteri, korus uteri dan servix uteri. Fundus uteri adalh bagian bagian uterus proksimal; disitu kedua tuba fallopi masuk ke uterus. Didalam klinik penting untuk diketahui sampai dimana fundus uteri berada oleh karenanya kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan pada fundus uteri.
Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama segabai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri (rongga rahim).
Servix uteri terdiri atas pars vaginalis servisi uteri yang dinamakn porsio, dan pars supravaginalais servisis uteri adaal bagian servik yang berada diagian atas vagina.
Saluran yang terdapat pada servik disebut kanlais servikalis berbentuk sebagai saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. Saluran ini dilapisi oleh kelenjar- kelenjar serviks, berbentuk sel- sel torak bersilia dan berfungsi sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran servix sebelah dalam disebut ostium uteri internum, dan pintu divagina disebut  osteum uteri eksternum. Kedua pntu ini penting dalam klinik, misalnya pada penilaian jalannya persalinan, abortus, dan sebagainya. Secar histologik uterus terdiri atas (dari dalam ke luar): endometrium di korpus uteri; otot- otot polos, dan lapisan serosa yakni veritoneum viserale.
Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar- kelenjar dan jaringan dengan bnyak pembuluh darah yang berkeluk- keluk. Endometrium melapisi kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid pada seaorang wanita dalam masa reproduksi. Dalam masa haid endometrium untuk sebagian besar dilepaskan, untuk kemudian tumbuh lagi dalam masa profilasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik. Masa- masa ini dapat diperiksa dengan mengadakan biopsi endometrium.
Lapisan oto polos  disebelah dalam berbentuk sirkuler, dan disebelah luar berbentuk longitudinal. Diantara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman; lapisan ini paling penting dalam persalinan oleh kare asesudah plasenta lahir, berkontraksi kuat dan menjepit pembuluh- pembuluh darah yang berada ditempat itu dan yang terbuka.
Uterus sebenarnya terapung- apung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamen yang memfiksasi uterus. Adapun ligamen yang memfiksasi uterus adalah:
1)      Ligamentum kardinale sinistrum eksdextrum yakni ligamentum yang terpenting, mencegah supaya uetrus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal dan berjalan dari servik dan puncak vagina ke arah latertal ke arah lateral dinding pelvis. Didalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena, dan arteria uterina.
2)      Ligamentum sakro- uterinum sinistrum at dextrum, yakni ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjaln dari servik bagian belakan, kiri dan kana, ke arah os sakrum kiri dan kanan.
3)      Ligamentum rotundum sinistrum et dextrum, yakni ligamentumyang menahan uterus dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri da kanan ke daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang- kadang terasa sakit di daerah inguinal waktu berdiri cepat karena uterus berkontraksi kuat, dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada daerah inguinal.
4)      Ligamentum latum sinistrum et dextrum, yakni ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari uterus kearah sis, tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebenarnya ligamentum ini adalah bagian peritoneum viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba dan berbentuk sebagai lipatan. Di bagian dorsal ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistrum et dextrum). Untuk memfiksasi uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya.
5)      Ligamentum infundibulo- pelvikum, yakni ligamentum yang menahan tuba fallopi berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Didalam nya ditemukan urat- urat saraf, saluran- saluran limfe, arteria dan vena ovarika.
     
c.  Tahapan Post Partum
Tahapan post partum dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Purperium dini
Purperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Purperium Intermedial
Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
            3. Remote Purperium
Remote Purperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu – minggu, bulanan bahkan tahunan.
d.      perubahna fisiologis pada masa post partum
1)      Perubahan sistem reproduksi
a)      Uterus
1.      Proses involusi
Proses kembalinya uerus ke keadaan sebelum hamil setelag melahirkan. Pada akhir kala ke tiga persalinan uterus berada digaris tengah, kira- kira 2 cm dibawah umbilical dengna bagian fundus bersandar pada promontorium saklaris. Pada masa post partum kira- kira uterus sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu ( kira- kira sebesar jeruk asam) dan beratnya 1000gram.
2.      Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segara setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagi repon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Selama 1 sampai 2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur.
3.      Afterpains
Pad primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya sangat kencang. Relaksasi dan periodik sering dialami multipara dan bisa menimbulkan nnyeri yang berthn sepanjamg mas awal puerperium.
4.      Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan kontriksi vaskular dan trombosis menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul tidak teratur.
b)      Lokia
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir seringkali disebut lokia, mula- mula berwarna merah, kemudia berubah menjadi merah tua   merah coklat. Selam dua jam pertama setealah lahit jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari maksimal yang keluar selam menstruasi.
Lokia lubra terutama mengandung darah serta debris trofoblasti. Aliran menyembur, menjadi merah muda atau coklat setelah 3 sampai 4 hari (lokia serosa). Lokia serosa terdiri dari darah lama (old- blood) serum, leukosit dan debris jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir warna cairan ini menjadi kuning sampai putih (lokia alba).Lokia alba mengandung leukosit,desidual, sel epitel,mukus, serum dan bakteri.lokia alba bertahan selama dua sampai enam minggu setelah bayi lahir.
c)      Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. Delapan belas jam pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula.
d)     Vagina dan perineum
Vagina yang semula teregang akan kembali secra bertahap keukuran aebelum hamil, enam sampai delapan  minggu setelah bayi lahir.
2)      Sistem Endokrin
a)      Hormon plasenta
Selam periode pasca partum, terjadi perubahan hormon yang sangat besar. Pengeluaran plasenta menyebabkan penuruna signifikan hormon- hormon yang diproduksi oleh organ tersebut. Penurunan hormon Human Placental Lactogen (HPL), estrogen, dan kortisol, serta placental Enzyme Insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan, sehongga kadar gula menurun secara bermakna pada masa puerperium.
b)      Hormon Hipofisis an Fungsi Ovarium
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar Follicle Stimulating Hormon (FSH) terbikti sama pada wanita menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat.
3)      Abdomen
Apabila wanita berdiri setelah melahirkan, abdomenya akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Dalam dua minggu setelah melahirkan, dinding wanita akan rileks. Diperlukan sekitar enam minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil.
4)      Sistem Urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid ang tinggi) turut menyebabakan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid stelah melahirkan sebagian menjeloaskan sebab penurunan fungsi ginjal selam masa pasca partum.
5)      Sistem cerna
a)      Nafsu makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengonsumsi makanan ringan.
b)      Motilitas
Secar khas penurunan tonus dan matilitas otot traktus cerna menatap selama waktu singkat setelah bayi lahir.
c)      Defekasi
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selam dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot menurun selam proses persalinan dan pada awal masa post partum.
6)      Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama wanita hamil(estrogen, progesteron, human chorinic gonadotropin, prolaktin, kortiso, dan insulin ) menurun secara cepat setelah melahirkan.

2.    KEHAMILAN GANDA (GAMELI)
a. Pengertian
     kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janon atau lebih. Pada umumnya kehamilan dan persalina membawa resiko bagi janin, bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin. ( Ilmu Kebidanan; 387)
Kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.
                        Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. Kehamilan kembar lebih banyak terjadi pada kehamilan yang berasal dari fertilisasi in vitro (bayi tabung) daripada kehamilan spontan.( http://www.klikdokter.com/illness/detail/25)
Kehamilan kembar adalah dua atau lebih janin yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan. (http://www.rafani.co.cc/2010/02/askeb-gamelli-ketuban-pecah-dini-pada.html)
Jadi kehamilan kembar yaitu kehamilan dengan dua janin atau lebih didalam kandungan selama proses kehamilan. Adapun bahaya bagi ibu tidak begitu bahaya akan tetapi wanita yang mangalami kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus.
b. Macam- macam kehamilan kembar
     Kehamilan kembar ada 2 macam:
1)      Kehamilan kembar 2 telur, kehamilan kembar dizygotik, kehamilan kembar fraternal: 2 buah sel telur dihamilkan oleh 2 buah sel mani. Kedua sel telur dapat berasal dari satu ovarium atau masing- masing dari ovaroium yang berlainan. Kira-kira 2/3 kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur; disebut juga heterolog binovuler atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion. Kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1.
2)      Kehamilan kembar 1 telur, kehamilan monozygotik atau kehamilan kembar identik: yang terjadi dari sebuah sel telur dan sebuah sel mani. Sel telur yang dihamilkan itu, kemudian membagi diri dam 2 bagian yang masing- masing tumbuh menjadi anak. Kehamila kembar yang terjadi dari satu telur disebut kehamilan monozigotik atau disebut juga identik, homolog atau uni ovuler. kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
        c. Perbadaan Kehamilan Kembar Satu Telur dan Kehamilan Kembar Dua telur

Kehamilan kembar satu sel telur
Kehamilan kembar dua sel telur
1)   Selalu sama jenis kelaminnya
2)   Wajahnya mirip (seperti Bayangan)
3)   Golongan darah sama
4)   Cap tangan dan kaki sama
5)   Plasenta1. Chorion1, amnion 2, atau plasenta 1, chorion 1, amnion 1.
1)     Jenis kelamin tidak sama
2)   Persamaan seperti adik dan kakak
3)   Golongan darah tidak sama
4)   Cap tangan dan kaki tidak sama
5)   Plasenta 2, chorion 2, amnoion 2


Patofisiologi (Cunningham, 1995).
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
(Dikaitkan dengan patofisiologi, insiden dan prognosis penyakit)






























Pertumbuhan dini hasil konsepsi dihambat
 

Pengaruh factor : ras, herediter, umur, obat-obatan
 








Sebelum blastula terbentuk
 

Setelah blastula terbentuk amnion terbentuk
 










Kehamilan kembar dizigotik
 











Kehamilan kembar monozigot
 



Kehamilan kembar
 





 









 

                                Penekanan uterus yang besar pada organ sekitarnya.
 


Difragma
¯
Exspansi paru tidak optimal.
¯
Sesak
¯
Gangguan rasa nyaman
Vena besar
¯
Oedema :
Kedua tungkai
Vulva
Abdoment
¯
 Keseimbangan cairan (exces)
Rangsangan uterus
¯
Kontraksi
¯
Partus premature
(resiko)



 


Injuri
(Resti)
Iskhemia Uteri
¯
Pre Eklampsi


Solutio plasenta
HPP
¯

Cairan <<















 3. KETUBAN PECAH DINI (KPD)
a. Pengertian
  ketuban Pecah Dini didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah Ketuban pecah dini sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
b. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan. Fakor yang disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur, merokok, dan perdarahan selama kehamilan. Beberapa faktor risiko dari KPD:
1)      Inkompetensi serviks(leher rahim)
2)      Polohidramnion (cairan ketuban berlebih)
3)      Riwayat KPD sebelumnya
4)      Kalainan atau kerusakan selaput ketuban
5)      Kehamilan kembar
6)      Trauma
7)      Serviks (leher rahim) yang pendek (<25 mm) pada usia kehamilan 23 minggu
8)      Infeksi pad kehamilan seperti bakterial vaginosis
c. Tanda dan Gejala
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak berbau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bula duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak dibawah biasanya “mengganjal” Atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara.
d. Patofisiologi
                 Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen sampai infeksi. Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%) high virulensi: Bacteroides low virulensi: Lactobacillus. Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblast. Sintesis mauun degradasi jaringan dikontrol oleh sistem aktifitas dan interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin
Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerase kolagen pada selaput korion atau amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
e. komplikasi
1)      Infeksi intrapartum
2)      Persalinan preterm (koroamnionitis)
3)      Persalian preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm.
4)      Prolaps tali pusat
5)      Oligohidramnion.
f. Pemeriksaan Diagnostik
1)      Ultrasonografi, dapat mengidentifikasin kehamulan ganda, anomaly janin atau melokalisasi kantong cairan amnion pada amniosintesis.
2)      Amniosintesis, cairan amnoin dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan  paru janin.
3)      Pemantauan janin, membantu dalam engevaluasi janin
4)      Protein C- rekatif serum menunjukan peringatan orioamnionitis.
g. Penangan Ketuban pecah dirumah
1)      Apabila terdspat rembesan atau cairan dari vagina, segera hubungi dokter atau petugas kesehatan dan bersiaplah untuk kerumah sakit.
2)      Gunakan pembalut wanita (jangan tampon)untuk penyerapan air yang keluar
3)      Daerah vagina sebaiknya sebersih mungkin untuk mencegah infeksi, jangan berhubungan seksual atau mandi berendam.
4)      Selalu membersihkan dari arah depan ke arah belakang untuk menghindari infeksi dari dibur.
5)      Jangan coba melakukan pemeriksaan dalam sendiri.

4. LETAK LINTANG
a. Pengertian
Letak lintang adalah bila dalam kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya bila janin dalam posisi oblique).
b. Etiologi
            Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu misteri. Faktor – faktor tersebut adalah :
1)      Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, dan tumor – tumor pelvis.
2)      Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah mati.
3)      Gemelli (kehamilan ganda)
4)      Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum
5)      Lumbar skoliosis
6)      Pelvic kidney dan kandung kemih serta rektum yang penuh

5. ANEMIA
a. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar HB dan atau hitung eritosit lebih rendah dari harga normal.
b. Etiologi
1)              Perdarahan kronik.
2)              Infestasi cacing tambang (Ankilostomiasis).
3)              Diet yang tak mencukupi.
4)              Absorbsi yang menurun.
5)              Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, laktasi.
6)              Perdarahan pada saluran cerna, manstruasi, donor darah.
7)              Hemoglobinuria.
8)              Penyimpanan besi yang berkurang seperti pada hemosiderosis paru.
c. Tanda Dan Gejala
1)              Besi plasma kurang dari 40 mg per 100 ml.
2)              Hb 6 – 7 mg per 100 ml.
3)              Rambut rapuh dan halus.
4)              Kuku tipis, rata, mudah patah, bentuk seperti sendok (koilonikia).
5)             Atropi Papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah daging, meradang dan sakit.
6)             Tibul Stomatitis Angularis (pecah-pecah) dengan kemerahan dan rasa sakit di sudut-sudut mulut).
7)              Malnutrisi.
8)              Cepat lelah, taki kardi, palpitasi dan takipnea pada latihan fisik.
d. Penatalaksanaan
1)             Mengatasi penyebab pendarahan kronik, misalnya pada Ankilostomiosis diberikan Antelmintik yang sesuai.
2)              Pemberian preparat Fe.
a)      Fero sulfat 3 X 325 mg secara oral dalam kadaan perut kosong, dapat dimulai dengan dosis yang rendah dan dinaikkan bertahap.
b)      Fero glukonat 3 X 200 mg secra oral sehabis makan.
c)      Iron Dekstran mengandung Fe 50 mg/ml, diberikan secara intramuscular, dan juga dapat pula diberikan intravena.
6. SECTIO CAESAREA
a. Pengertian
Sectio Caesarea ialah pembedahan untuk mengeluarkan anak dari rongga rahim dengan mengiris dinding rahim.
b. macam- macam sectio caesarea
1)              Sectio caesarea klasik atau corporal yaitu insisi memanjang pada segmen atas uterus.
2)              Sectio caserea tranperitonealis profunda yaitu insisi pad segmen bawah rahim. Teknik ini peling sering dilakukan atas indikasi melintang dan memanjang.
3)              Sactio casarea extra peritonealis ialah rongga peritoneum telah terbuka, dulu dilakukan pada pasien dengan infeksi intra uterin yang berat sekarang jarang dilakukan.
4)              Caesarean section hysterectomy: setelah sectio  caesarea dikerjakan hysterektomy dengan indikasi:
a.       Atonia uteri
b.      Plasenta accareta
c.       Myoma uteri
d.      Infeksi intra uteri yang berat
c. Indikasi
1)              Placenta previa terutama placenta previa totalis dan sub totalis
2)              Panggul sempit
Pada anak hidup dilakukan SC kalau CV kurang dari dari 8,5 cm. Pada anak mati terpaksa dilakukan SC kalu CV kurang dari 6 cm. Kalau CV antara 8,5 dan 10 cm dilakukan persalinan percobaan dan kalau persalinan percobaan tidak berhasil dilakukan SC (SC Sekunder).
d. Indikasi Lainnya
1)              SC ke III
2)              Letak lintang
3)              Tumor yang menghalangi jalan lahir
4)              Pada kehamilan setelah operasi vaginal, misal fisel vesico vaginal atau manchester operation
5)              Keadaan keadaan dimana usaha untuk melahirkan anak pervaginam gagal.
e. Komplikasai sectio caesarea
1)              Infeksipuerperal
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis.
2)              Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arterus ikut terbuka atau karena atonia uterus.
3)              Komplikasi-komplikasi
Seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi.
4)              Suatu komplikasi yang baru
Ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur uterus. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.
f. Resiko sectio caserea bagi ibu dan janin
1)              Angka kematian pada ibu dan janin lebih tinggi dari pada persalinan normal, kematian pada ibu dapat terjadi karena pendarahan, infeksi atau sebab - sebab lain pada janin diakibatkan karena partus yang lama atau gagal drip oksitosin.
2)              Dapat mengakibatkan cedera pada ibu atau bayi. Luka pada sectio caesrea tidak mungkin sempurna penyembuhannya karena mudah terjadi infeksi pada rahim.
3)              Menimbulkan perlengketan pada organ didalam rongga perut.
4)              Biaya mahal karena menggunakan obat-obatan
5)              Gangguan pernafasan pada bayi atau bayi kuning.
g. Penatalaksanaan pasca operasi sectio caesarea
1)              Kaji tanda – tanda vital dengan interval teratur (15 menit) dan pastikan kondisinya stabil.
2)              Lihat tinggi vundus, adanya pendarahan dari luka dan jumlah lochea.
3)              Pertahankan keseimbangan cairan
4)             Tangani kebutuhan khusus dengan indikasi langsung untuk sectio caesarea
5)              Anjurkan fisioterafi dan ambulasi dini jika tidak ada kontra indikasi
6)             Perawatan pada luka dapat dilakukan biasanya setelah tiga hari pasca pembedahan
7)             Pemberian ASI dapat dilakukan setelah pembedahan atau ibu merasa nyaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar