Total Tayangan Halaman

Rabu, 16 Februari 2011

KANKER SERVIKS


2.1  Pengertian
Kanker serviks merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita (Kapita Selekta : 379).
kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim (www.google.com).
2.2  Etiologi (Obstetri&Ginekologi : 336)
  • Faktor ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks uteri adalah smegma, infeksi  virus Human Papilloma Virus (HPV) tipe onkogenik (yang berpotensi menyebabkan kanker) dan spermatozoa.
  • Merokok.
  • Persetubuhan pertama pada usia dini.
  • Mitra seksual berganti-ganti.
  • Supresi Imunitas.
  • Kedudukan sosial ekonomi menurun.
  • Kurang melakukan pemeriksaan PAP Smear. 
2.3  Patofisiologi
Kanker serviks umumnya tumbuh dari sel gepeng dari mulut rahim ataupun sel kelenjar dari leher rahim. Perjalanan penyakit kanker serviks yang telah diketahui adalah perjalanan penyakit kanker serviks yang berasal dari sel gepeng. Sel gepeng yang normal akan mengalami perubahan menuju sel kanker karena ada faktor penyebab. Salah satu penyebab terjadinya perubahan menjadi sel kanker di serviks adalah infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus). (Kanker Ginekologi : 25)



Mekanisme Kanker Serviks
Aktivitas Seksual





Infeksi virus HPV





Pajanan HPV
Tipe resiko rendah seperti
Tipe 6, 11

Kondiloma                  Cervical Intraepithelia neoplasia 1
                                                                              (CIN I)           





                                                                              (CIN II)





                                                                              (CIN III)
                                                                                                                 
                                                                 
                                                                        Kanker Serviks

      


Mekanisme Merokok          Kanker Serviks
Bahan Karsinogenik
(Tembakau, nikotin)





Merangsang sel-sel selaput
lendir serviks


Merusak DNA sel epitel skuamosa





Bersamaan dengan infeksi HPV





Mencetus transformasi maligna





Kanker serviks

Mekanisme Penurunan Nafsu Makan
Peradangan




TNF




Merangsang Hipotalamus




Penurunan nafsu makan


Mekanisme Penurunan Berat Badan (Kurus) Pada Orang Yang Terkena Kanker
Penyebab                      




Kakeksia                        Berkurangnya secara umum lemak dan protein:
-          hilangnya nafsu makan
-          pencernaan yang terganggu
-          peningkatan metabolisme sel-sel kanker, karena mereka terus-menerus masuk ke siklus sel, dan
-          bereproduksi secara berlebihan
Anemia                           orang yang menderita kanker metastasik menderita anemia, menderita kanker sel-sel pembentuk darah (sel darah merah atau putih) 
Kelelahan                          -     Sering terjadi akibat nutrisi yang buruk
-          Malnutrisi, protein, dan
-          Gangguan oksigenasi jaringan akibat anemia
     





Mekanisme Kanker
Zat perusak DNA didapat           Sel normal
(lingkungan):
-    Kimiawi                                                                          
-    Radiasi                                  Kerusakan DNA
-    Virus


      Perbaikan DNA berhasil                     Perbaikan DNA gagal            









         Sel kembali Normal                              Terjadi mutasi gen





      Onkogen menjadi aktif         Gen yang mengendalikan          Antionkogen
(potensial kanker aktif)       pertumbuhan tidak terkendali           aktif


                                                      Sel kanker tumbuh dan
                                                      Gen regulatorik hilang                                                           
                                                                             
                                                       Kanker Ganas


2.4  Tanda dan Gejala (Obstetri&Ginekologi : 338)
o   Pendarahan abnormal dari vagina.
o   Perdarahan pasca senggama.
  • Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita yang berbau tidak enak
2.5  Stadium Ca. Cervic
Pengelompokan Tingkat menurut FIGO dan TNM (Tumor, Node, Metastase). Klasifikasi Karsinoma Vulva (Federasi Ginekologi dan Obstetri Internasional, 1988).




Klasifikasi TNM
Keterangan
T
Tumor primer
TIS
Karsinoma preinvasif (carsinoma in situ)
T1
Tumor terbatas hanya di vulva/atau perineum, diameter terbesar 2 cm atau kurang
T2
Tumor terbatas hanya di vulva/atau perineum, diameter terbesar lebih dari 2 cm
T3
Tumor sembarang ukuran dengan (a) penyebaran terdekat ke bagian bawah urethra dan/atau vagina dan/atau anus, dan/atau (b) metastase kelenjar limfe regional unilateral
T4
Tumor infiltrasi ke salah satu yang berikut:  urethra bagian atas, mukosa buli-buli, mukosa rektum, atau tulang panggul, dan/atau metastase kelenjar limfe bilateral
N
Kelenjar-kelenjar limfe regional
N0
Tidak ada metastase pada kelenjar
N1
Metastase kelenjar unilateral
N2
Metastase kelenjar bilateral
M
Metastase jauh
M0
Tidak ada metastase jauh
M1
Metastase kelenjar limfe panggul atau metastase jauh lainnya


FIGO
Tingkat
I
T1N0M0
II
T2N0M0
III
T3N0M0
T3N1M0
T1N1M0
T2N1M0
IVA
T1N2M0
T2N2M0
T3N2M0
T4N0/N1/N2, M0
IVB
Sembarang T, sembarang N dengan M1

Sistem Tingkatan FIGO untuk Kanker Serviks Invasif (Federasi Ginekologi dan Obstetri Internasional). (Obstetri&Ginekologi : 340)
Tingkat I
Tumor terbatas pada serviks (perluasan ke korpus diabaikan)
Tingkat IA1
Invasi stroma secara mikrosopik minimal
Tingkat IA2
Tumor yang terdapat pada specimen biopsy kerucut atau histerektomi mencapai kedalaman tidak lebih dari 5 mm dan luas 7 mm
Tingkat IB
Tumor lebih besar daripada tingkat IA tetapi terbatas pada serviks
Tingkat IIA
Tumor invasi ke vagina tetapi 1/3 bagian bawahnya tidak terkena
Tingkat IIB
Tumor invasi ke parametrium tetapi belum mencapai dinding samping panggul atau menyebabkan hidronefrosis
Tingkat IIIA
Tumor meluas ke 1/3 bagian bawah vagina
Tingkat IIIB
Tumor telah meluas ke dinding samping panggul atau telah ada hidronefrosis
Tingkat IVA
Penyebaran tumor ke buli-buli atau rectum dikonfirmasi oleh biopsi
Tingkat IVB
Penyebaran metastase sampai ke tempat jauh (misal, kelenjar limfe supraklavikula atau paru-paru)

2.6  Komplikasi
Dengan berkembangnya kanker, jaringan diluar serviks dapat terkena, termasuk kelenjar limfe anterior ke sakrum. Pada sepertiga pasien dengan kanker servikal invasif, penyakit ini juga menyerang fundus uteri. Saraf-saraf pada region ini dapat terkena, yang menyebabkan nyeri tajam pada punggung dan tungkai yang hilang hanya dengan analgesik opioid dosis besar. Tahap akhir, bila penyakit tidak diobati, menyebabkan emasiasi ekstrim dan anemia, biasanya disertai dengan demam akibat infeksi sekunder dan abses pada massa yang mengalami ulserasi, dan pembentukkan fistula (KMB 2 : 1559).
Kematian dapat terjadi pada semua kanker saluran repruduksi tersebut. Angka bertahan hidup tertinggi (75-79%) pada kanker endometrium dan terendah (20-30 %) pada kanker ovarium. Deteksi dini meningkatkan angka bertahan hidup secara bermakna. Hal ini terutama berlaku untuk kanker serviks dengan angka bertahan hidup mendekati 100 % pada kaker in situ (Corwin : 657).
2.7  Penatalaksanaan Medis
2.7.1        Terapi Medis
a. PAP Smear
PAP Smear adalah suatu metode pengambilan sel mulut rahim dan sel leher rahim dengan cara mengusap mulut dan leher rahim (Kanker Ginekologi : 27).
Pemeriksaan PAP Smear dilakukan di atas kursi periksa kandungan oleh dokter atau bidan yang sudah dilatih dalam keadaan berbaring terlentang, sebuah alat yang dinamakan spekulum akan dimasukan kedalam liang senggama. Alat ini berfungsi untuk membuka dan menahan dinding vagina supaya tetap terbuka, sehingga memungkinkan pandangan yang bebas dan leher rahim terlihat dengan jelas. Sel-sel leher rahim kemudian diambil dengan cara mengusap leher rahim dengan sebuah alat yang dinamakan spatula, suatu alat yang menyerupai tangkai pada es krim, dan usapan tersebut dioleskan pada obyek-glass, dan kemudian dikirim ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan yang lebih teliti.
Apabila hasil pemeriksaan positif (terdapat sel-sel yang tidak normal), harus segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli kandungan.
b. Kolposkopi
Kolposkopi adalah alat stereoskopik dan lensa binokuler dengan sumber pencahayaan untuk pemeriksaan pembesaran visual suatu objek, utamanya untuk mediagnosa neoplasia serviks, diperluas untuk vagina dan vulva (Onkologi Ginekologi : 125).
Kolposkopi adalah satu teknik untuk memperoleh diagnosa histologi untuk merancang tindakan. Pemeriksaan kolposkopi adalah pemeriksaan serviks yang dilakukan dengan alat khusus (kolposkop), alat ini akan memperbesar serviks sehingga gambaran pembuluh darah, gambaran pola sel epitel serviks menjadi jelas. Dengan pembesaran ini akan dapat diketahui perubahan sel ataupun perubahan pembuluh darah yang terjadi. Perubahan sel serviks pada infeksi HPV, perubahan sel serviks pada tahap prakanker akan dapat dilihat dengan kolposkop (Kanker Ginekologi : 28).
Cara pemeriksaan kolposkopi adalah sebagai berikut: dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam vagina dan memberi warna saluran leher rahims dengan suatu cairan yang membuat permukaan leher rahim yang mengandung sel-sel yang abnormal terwarnai.. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher rahim melalui sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam mikroskop binokular yang mempergunakan sinar yang kuat dengan pembesaran yang tinggi.
Jika area yang abnormal sudah terlokalisasi, dokter akan mengambil sampel pada jaringan tersebut (melakukan biopsi) untuk kemudian dikirim ke laboratorium guna pemeriksaan yang mendetail dan akurat. Pengobatan akan sangat tergantung sekali pada hasil pemeriksaan kolposkopi (www.google.com).




c. Biopsi
Biopsi memberikan diagnosa histology definitif (Kedaruratan Obstetri Ginekologi : 127). Biopsi yang diarahkan dengan kolposkopi ditambah kuretase endoserviks dapat menyingkirkan atau memastikan keganasan serviks. Selama prosedur biopsi dokter mengambil sampel dari sel abnormal dari serviks dengan menggunakan alat khusus. Pada punch out biopsy, dokter menggunakan pisau sirkuler khusus untuk mengambil sebagian kecil dari serviks. Biopsi jenis lainnya dapat digunakan tergantung dari lokasi dan ukuran dari area yang abnormal.
2.8  Terapi Obat
2.8.1        Kemoterapi:
Kemoterapi merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker. Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan yang mempunyai efek membunuh sel kanker, pemberian obat ini dapat dilakukan dengan cara diminum ataupun dengan suntikan (Kanker Ginekologi : 38).
Tujuan penggunaan obat kemoterapi terhadap kanker adalah (1) mencegah atau menghambat multiplikasi sel kanker, (2) menghambat invasi dan metastase (Onkologi Ginekologi : 362).
2.8.2        Ferofort           : Anemia akibat kekurangan zat besi.
2.8.3        Herdik             : Mual
2.8.4        Topcillin          : Antibiotik
2.8.5        Infus Dextrose            : Dehidrasi, penambahan kalori dan cadangan energi.

2.9  Terapi Diet
Diet yang diberikan merupakan diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein).
2.10          indakan Medis
1.      Histerektomi total adalah pengangkatan uterus, serviks, dan ovarium.
2.      Histerektomi radikal (Wertheim) adalah pengangkatan uterus, adneksa, vagina proksimal, dan nodus limfe bilateral melalui insisi abdomen.
Histerektomi vaginal radikal (Schauta) adalah pengangkatan vagina uterus, adneksa, dan vagina proksimal (Catatan: ”Radikal” menunjukan bahwa suatu area ekstensif paravaginal, paraservikal, parametrial, dan jaringan uterosakral diangkat bersama uterus). (KMB 2 : 1561)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar