Total Tayangan Halaman

Jumat, 06 Februari 2009

SPHYGMANOMETER

Die 13 Bab I
sphygmanometer. Alat ini terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa. Cara pengukuran tekanan darah :
  1. Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
  2. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
  3. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
  4. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
  5. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
  6. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.
Tekanan sistolik adalah besarnya tekanan yang timbul pada pembuluh arteri saat jantung memompa darah (berkontraksi). Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung dalam fase istirahat. Sekedar saran, jika ada diantara keluarga anda menderita tekanan darah tinggi, tidak ada salahnya membeli sebuah alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer). Salah satu kunci keberhasilan mengendalikan tekanan darah pasien tekanan darah tinggi adalah pengukuran tekanan darah secara teratur. Jika anda kesulitan mengukur tekanan darah secara manual seperti di atas, anda dapat membeli sphygmomanometer digital yang bekerja otomatis. Tekanan darah anda akan tampil di layar setelah sphygmo digital selesai mengukur tekanan darah.

Perhatian!!!
Cara penggunaan yang tepat adalah sebagai berikut:
1. Istirahat selama 5 menit sebelum tensi.
2. lengan harus sejajar jantung. 3.
Biasakan memakai lengan yang aktif, Biasanya kanan.
4.Ukur setiap hari dengan interval waktu yang sama.
5. Tidak dianjurkan pemeriksaan setelah bangun tidur, tapi paling sedikit 30 menit setelah bangun.
6. Jangan makan, minum kopi, merokok paling tidak 1 jam sebelum pemeriksaan. 7. Jangan bicara selama pemeriksaan tekanan darah.

Die 13 Bab II

Cara mengukur Tekanan darah, menggunakan tensimeter

Ada dua jenis pengukuran tekanan darah, yaitu sistolik dan diastolik. Yang dimaksud dengan tekanan darah disini adalah tenaga yang dikeluarkan oleh darah untuk dapat mengalir melalui pembuluh darah. Ukuran tekanan darah dinyatakan dalam bentuk mm Hg. Hg merupakan singkatan dari hydragyrum, yaitu merupakan air raksa yang ada didalam tabung tensi meter. Jadi jika tekanan darah seseorang adalah sebesar 140 mm Hg, maka maksudnya adalah tenaga yang dikeluarkan oleh darah untuk mendorong air raksa didalam tabung tensimeter setinggi 140 mm.

Cara menggunakan tensi meter adalah sebagai berikut. Orang yang akan diukur tekanan darahnya berbaring, selanjutnya manset tensimeter diikatkan pada lengan atas, sekitar 2 jari diatas lipatan siku. Kemudian stetoskop diletakkan pada ar
teri brakhialis yang berada pada lipatan siku.

Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan didalam tensimeter dinaikkan dengan cara memompa sampai denyut nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan didalam tensimeter pelan-pelan diturunkan. Pada saat denyut nadi mulai terdengar lagi, baca tekanan yang terdapat pada batas atau permukaan air raksa yang terdapat pada tensi meter. Maka tekanan inilah yang disebut tekanan sistolik.

Pada proses pengukuran, tekanan didalam tensimeter tetap diturunkan. Suara denyut nadi akan terdengar lebih jelas sampai suatu saat suara denyutan terdengar melemah dan akhirnya menghilang. Saat denyut terdengar melemah, kembali kita lihat tekanan dalam tensimeter, dan tekanan inilah yang kemudian disebut diastolik.


Die 13 Bab III


Cara Pengukuran Tekanan Darah to Obeng

Ada dua jenis pengukuran tekanan darah (blood pressure), yaitu sistolik dan diastolik. Yang dimaksud dengan tekanan darah disini adalah tenaga yang dikeluarkan oleh darah untuk dapat mengalir melalui pembuluh darah. Ukuran tekanan darah dinyatakan dalam bentuk mm Hg. Hg merupakan singkatan dari hydragyrum, yaitu merupakan air raksa yang ada didalam tabung tensi meter. Jadi jika tekanan darah seseorang adalah sebesar 140 mm Hg, maka maksudnya adalah tenaga yang dikeluarkan oleh darah untuk mendorong air raksa didalam tabung tensimeter setinggi 140 mm.

Cara menggunakan tensi meter adalah sebagai berikut. Orang yang akan diukur tekanan darahnya berbaring, selanjutnya manset tensimeter diikatkan pada lengan atas, sekitar 2 jari diatas lipatan siku. Kemudian stetoskop diletakkan pada arteri brakhialis yang berada pada lipatan siku.
Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan didalam tensimeter dinaikkan dengan cara memompa sampai denyut nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan didalam tensimeter pelan-pelan diturunkan. Pada saat denyut nadi mulai terdengar lagi, baca tekanan yang terdapat pada batas atau permukaan air raksa yang terdapat pada tensi meter. Maka tekanan inilah yang disebut tekanan sistolik.
Pada proses pengukuran, tekanan didalam tensimeter tetap diturunkan. Suara denyut nadi akan terdengar lebih jelas sampai suatu saat suara denyutan terdengar melemah dan akhirnya menghilang. Saat denyut terdengar melemah, kembali kita lihat tekanan dalam tensimeter, dan tekanan inilah yang kemudian disebut diastolik.

Kamis, 08 Januari 2009

ESQ LEMBANG

" ESQ LEMBANG "





Loechoe khan.........

Rabu, 07 Januari 2009


apa itu cinta???

Cinta itu perasaan jiwa semula jadi. Ia adalah fitrah yang menjadi salah satu sifat manusia. Ia wujud bila hati tertarik kepada yang dicintainya itu penuh emosi dan gembira kerana itu.

Dalam memenuhi keperluan untuk puas dalam cinta,manusia menghadapi krisis nilai. Insan yang mula jatuh cinta akan bersungguh untuk mencapai kepuasan dalam cinta itu. Ada yang menjadi buta dan kabur nilai akibat bercinta. Tapi bagi yang bijaksana mereka mendambakan cara yang sesuai dan mulia untuk memenuhi keperluan cintanya itu. Insan sebegini ingin hidup yang bersih dan penuh taqwa.

Sifat Cinta

Cinta itu suci,mahal dan tinggi tarafnya. Sifat cinta itu sempurna. Jika tidak, cinta akan cacat. Itulah cinta sebenar cinta.

Cinta Wujud Sejak Dilahirkan

Rasa cinta di dalam jiwa manusia sejak manusia itu lahir ke dunia. Cuma manusia akan melalui tahap-tahap kelahiran cinta bermula dari cinta kepada belaian ibu,membawa kepada cinta kepada kekasih dan akhirnya setelah puas mencari cinta suci,maka akan cinta kepada Tuhan Wujudnya cinta itu tidak dapat sedia wujud dilihat tapi dapat dirasa dan cinta sebenar cinta itu suci murni serta putih bersih.

Cinta Bersedia

Bila sampai masanya di setiap tahap-tahap cinta,maka Tuhan menjadikan manusia itu bersedia menerima cinta itu.Pada mulanya jiwa itu bersedia menerima cinta,lantas sedia pula untuk berkongsi rasa kewujudan dengan dikasihi. Sedia untuk mengikat setia serta saling memahami. Setia untuk dipertanggungjawabkan kerana cinta. Sedia untuk menyerah diri pada yang dicintai.

Cinta Itu Indah

Walaupun kewujudan cinta tidak bisa dilihat,tetapi cinta itu indah dan cantik. Cantiknya itu tulin dan tidak ia bertopeng.Bukan saja ia cantik malah suci murni,bercahaya gemerlap dan putih bersih.

Cinta Itu Mengharap Balasan

Cinta antara manusia itu berkehendak kepada jodoh atau pasangan,dari diri yang punya persamaan,dari diri yang asalnya satu.Bila dapat yang dicari, bermakna cinta itu menganggap telah bertemu yang paling sesuai dan secucuk dengan jiwanya,untuk bersatu kembali. Kehendak itu timbal balik sifatnya kerana manusia dalam bercinta tidak hanya menerima tapi juga menerima.

Cinta Itu Menakluki

Sifat cinta itu ingin menguasai. Dia mahu yang dikasihinya itu hanya khusus untuk dirinya. Dia tidak mahu ianya dikongsi dengan orang lain. Sifat ini menuntut hak untuk mencintai dan dicintai. Tapi,dalam pada ingin menakluki,ia juga ingin ditakluki sepenuhnya.

Cinta Itu Mengetahui

Pada asasnya sebenarnya cinta itu mengetahui. Orang yang bercinta tahu siapa yang patut dicintainya. Cinta tidak perlu bertanya.Manusia boleh jatuh cinta tanpa membaca ilmiah atau novel tentang cinta. Mereka tahu apa yang perlu dilakukan. Tapi,cinta cuma tahu bercinta.Ia tidak tahu akan peraturan cinta jika tiada diberikan panduan.

Cinta Itu Hidup

Cinta adalah ibarat manusia,boleh berputik,lalu mekar serta boleh layu dan gugur. Cinta itu punya deria dan perasaan. Cinta mendengar cinta,berkata cinta,melihat cinta. Cinta ada segala-galanya. Sayang, benci,cemburu,gembira,sedih,tenang,tertekan,ketawa dan menangis. Cinta itu hidup sampai satu ketika ia akan menemui mati.Tapi ramai orang berharap agar cinta itu kekal selagi dia masih hidup dan tetap hidup walaupun telah mati.

Cinta Itu Suci

Sebagaimana yang banyak dikatakan orang,cinta itu suci. Sucinya cinta bukan bermakna ia tidak mengharap balasan. Cinta mengharap balasan cinta. Sucinya cinta bermakna ia tidak bernoda dan tidak pula berdosa Itulah sifat asal cinta,ia suci bagaikan anak yang baru lahir. Mereka yang kenal erti cinta akan cuba mengekalkan cinta itu sesuci mungkin. Mengekalkan cinta suci bermakna menjauhkan ia dari godaan nafsu yang tidak ada batasan.Kerana nafsulah cinta suci jadi bernoda dan berdosa.

Cinta Itu Mempesona

Cinta itu bukan saja indah,tapi mempersonakan. Ia bukan kerana cinta itu nakal sifatnya tapi kerana ia suci dan bersih. Ia adalah sebagaimana anda melihat pada anak kecil yang comel dan bersih. Dia senyum pada anda dan merapati anda. Anda terpesona kerana bukan saja ianya comel,tapi kerana dia adalah insan yang tidak berdosa. Kerana sifat cinta yang mempersona ini selalunya manusia itu berbuat silap bila bercinta.Apa saja yang dilakukan oleh kekasihnya...mempersonakannya dan nampak cantik serta betul walaupun itu adalah satu dosa dan akan menodai cinta itu sendiri. Itulah juga yang menyebabkan orang yang bercinta itu walaupun seorang yang bijaksana,akan menjadi bodoh kerana pesona cinta. Akal itu mampu dikalahkan oleh nafsu.Nafsu itu tidak bisa dikalahkan melainkan jika anda sentiasa ingat kepada Tuhan Maha Pencipta.

Apakah itu Bukti Cinta?

Cinta perlukan bukti. Ramai orang percaya bahawa bukti cinta itu ialah mengorbankan atau menyerahkan apa saja yang kekasih anda mahu.Mereka percaya jika itu tidak berlaku,maka cinta itu tidak tinggi nilainya.

Sebenarnya anggapan itu tidak tepat. Jika anda beri semua yang dia mahu,apakah yang tinggal pada anda? Benarkah dia cinta pada anda bila dia mahukan pengorbanan anda?

Cinta sejati tidak memusnahkan atau merosakkan diri kekasih yang dicintai. Malah ia menjaga agar kekasih tetap suci dan selamat sebagaimana sucinya cinta itu sendiri

"Janganlah hendaknya kecintaan anda terhadap sesuatu itu membuatkan anda menjadi lupa dan kebencian anda terhadap sesuatu itu membuatkan anda menjadi hancur"

- Saidina Umar Ibnul Khattab - >

ANA? adalah nama panggilan saya. Tapi nama pena saya pelbagai. Antara yang sering saya gunakan ialah Intan Ariani, Ariana, Airina dan Han Ariani. Saya memang suka nama-nama tu. Saya suka menulis sajak mengikut perasaan saya ketika itu. Selalunya sajak-sajak yang saya nukilkan berdasarkan peristiwa semasa atau saya tujukan khas pada seseorang seperti teman-teman.Sebahagian karya saya disumbangkan kepada majalah-majalah dan akhbar tempatan. Perak adalah negeri kelahiran saya..Saya dilahirkan dalam bulan April 1977 dan berbintang Taurus.Suka bersiar-siar dan membaca.Emm..tak tahu lagi apa nak tulis..Itu saja dari ANA..Ceria selalu ! Selamat Membaca.....

Well, banyak orang request nak tengok gambar saya. Actually, dah ada kat ruangan About Me tapi they all cakap gambar tak keluar. Maybe ada technical problem,kot...So, I fix it lately..but tak tau laa kalau masih 'blank'...Agaknya sebab saya ni pemalu, gambar pun segan nak keluar..hheheeeee. Anyway..utk memenuhi permintaan, saya letak gambar-gambar ni pula. Kalau tak keluar juga..janganlah marah saya...Sebenarnya, saya malu sangat2 nak tunjuk muka coz' I'm not a public figure. Saya orang biasa je...Segan laaa....Okaylah...see ya!!!

Walaupun kau di selatan, aku di barat,

Setiap pagi, bila kita bagun dari tidur,

Tapi kita lihat langit yang sama,

Walaupun kau puteri dan aku putera,

Jasad kau lemah dan jasah ku megah,

Tapi kita dari rumpun bangsa yang sama,

Walaupun disetiap lima waktu,

Kau bersujud ke barat dan aku ke timur,

Tapi kita sembah ia yang sama,

Walaupun seksa mu lama dan aku seketika,

Kau sungguh berusaha dan aku mencuba,

Tapi kita derita perkara yang sama.


Baru sejenak ku kenal diri mu

kunjungan yang tak disangka diri ku terbawa ke alam maya

mencurah kata mencari teman

diri ku terpaut dengan sejarah mu

hati ku gembira dengan penampilan mu

kesunyian ku ditemani oleh menu mu

tetamu terhibur dengan persembahan mu

ada yang berduka dan gembira

kau biarkan meraka berhibur

sedang diri mu derita ditanggung

senyum wajah mu disebalik duka

Sebagai menghormati arwah anna abadi rasanya tak patut saya ada motif lain selain dari menghormati beliau. Page ini memang terhasil dari saat-saat saya mengetahui yang arwah telah tiada. Saya mengenali TAA pada awal tahun ini. kemudian bila saya ingin kembali lagi ke laman TAA saya mendapati yang laman itu akan ditutup. Saya buat search di google dan saya dapati yang arwah telah kembali pada tanggal 26 dec 06 kerana penyakit serius yang beliau deritai selama ini.

Dari archive web saya temui sajak-sajak dan sumbangan sajak-sajak yang membawa banyak pengertian. Memang anna abadi bukan seorang yang mencari glamour, atas keikhlasan beliaulah maka web beliau senang diterima masyarakat cyber.

Sekali lagi Al Fatihah buat beliau, semoga kita sedar sepertimana yang beliau inginkan, bahawa cinta sebenar hanyalah CINTA pada yang MAHA ESA.

Selasa, 06 Januari 2009


RADANG PARU _PARU

Dedy Syarif

Radang Paru-paru (Pneumonia) Radang paru-paru adalah penyakit yang cukup sering disebutkan oleh dokter pada pasiennya, namun sulit dibayangkan seperti apa penyakit itu oleh orang awam. Radang paru-paru adalah penyakit yang bisa fatal akibatnya, contohnya adalah flu burung yang merupakan salah satu bentuk radang paru-paru & sudah mengakibatkan banyak korban meninggal. Radang paru-paru sebetulnya adalah semua jenis infeksi yang menyerang paru-paru (gelembung paru & jaringan di sekitarnya), yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam kuman. Penyakit ini bisa didahului oleh infeksi hidung & tenggorokan lalu menyerang ke paru-paru beberapa hari setelahnya. Tempat tertularnya infeksi menjadi hal yang penting untuk dokter dalam menentukan diagnosis & pengobatan terhadap pasien radang paru-paru, apakah yang didapat dari lingkungan (CAP) atau yang didapat dari rumah sakit (HAP). HAP adalah salah satu ‘pembunuh utama’ pasien-pasien yang dirawat inap di rumah sakit. Penyakit ini juga menjadi ‘ancaman utama’ bagi penderita penyakit-penyakit menahun, usia tua/terlalu muda (bayi), terus-menerus di tempat tidur, tidak sadarkan diri dalam waktu lama, lumpuh, atau terganggu sistem pertahanan tubuhnya. Hal-hal yang mempermudah terjadinya penyakit ini adalah jika orang tersebut perokok, sering minum minuman beralkohol, punya penyakit kencing manis, gagal jantung, atau penyakit paru obstruktif kronik. Radang paru-paru mudah menular ke orang-orang di sekitar penderitanya lewat air liur & cairan yang keluar dari hidung penderita, termasuk ketika penderita batuk/bersin, atau menggunakan alat makan-minum & sapu tangan secara bersama-sama. Gejala dari penyakit ini bisa bermacam-macam, tergantung dari usia & jenis peradangan yang terjadi. Gejala-gejala umum yang sering ditemui adalah demam, menggigil, batuk berdahak, nafas cepat, nafas dengan suara mengi/mengorok, sesak nafas yang disertai gerakan dada yang tidak normal, muntah, nyeri dada, nyeri perut, nafsu makan menurun, sampai bibir & ujung jari kebiruan. Radang paru-paru harus ditangani oleh dokter meskipun tidak harus dirawat inap di rumah sakit. Segera bawa ke rumah sakit jika penderita mengalami nafas cepat/sesak nafas, demam yang sangat tinggi (di atas 39 derajat Celcius), atau bibir/ujung kukunya menjadi pucat kebiruan. Pada pemeriksaan dokter, pasien radang paru-paru mengalami beberapa gejala khas, terutama pemeriksaan paru-paru dengan stetoskop untuk mendengarkan suara nafas yang pada pasien radang paru-paru menjadi tidak normal. Jika diperlukan, akan diminta pemeriksaan foto Rontgen dada & laboratorium untuk konfirmasi diagnosis radang paru-paru. Secara umum, pada pasien radang paru-paru diminta untuk istirahat & diberikan pengobatan sementara sesuai gejalanya. Misalnya, pada yang sesak nafas, diberikan bantuan tambahan oksigen. Pada pasien gagal nafas, diberikan bantuan nafas dengan alat bantu nafas (ventilator). Pasien juga diberikan obat yang dapat mengencerkan dahak & dilatih untuk bernafas dengan dalam. Pada pasien yang demam, diberikan obat penurun panas. Untuk pengobatan khusus, pengobatan disesuaikan dengan perkiraan kuman yang menyebabkannya. Jika yang menyebabkannya adalah bakteri, maka dokter memberikan antibiotik yang sesuai. Pasien dianjurkan untuk minum dalam jumlah yang cukup, juga makan makanan yang bergizi dalam porsi kecil tapi sering untuk menghindari pasien muntah. Beberapa kuman penyebab radang paru-paru dapat dicegah dengan vaksinasi. Contohnya adalah vaksinasi pneumokokus, hemofilus influenza tipe B, pertusis, virus influenza, & cacar air jika tersedia untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit-penyakit tersebut.

· Bronkitis Kronis (Peradangan Saluran Nafas Bawah Menahun) aku..
Kata ‘bronkitis’ sangat sering diucapkan oleh mereka yang mengalami penyakit paru, bahkan digunakan dengan salah, karena kata ‘bronkitis’ menjadi ‘kata halus’ untuk penyakit infeksi tuberkulosis (TBC) paru, padahal keduanya adalah penyakit yang berbeda.
Sebenarnya, bronkitis terdiri dari 2 macam, yaitu yang akut (segera) & kronis (menahun). Kali ini yang dibahas adalah mengenai bronkitis kronis.
Bronkitis kronis adalah penyakit peradangan dari saluran nafas (bronkus) di paru-paru yang menahun. Ketika saluran nafas mengalami peradangan, terbentuk dahak tebal di dindingnya, sehingga terjadilah batuk berdahak & sesak nafas menahun, kadang disertai nyeri dada.
Bronkitis kronis paling sering disebabkan oleh merokok, selain itu dapat juga disebabkan oleh pencemaran udara dalam waktu lama, misalnya cemaran kimia & debu di udara. Asap rokok atau pencemaran udara menyebabkan peradangan pada saluran nafas yang dalam waktu lama akan menyebabkan bronkitis kronis.
Kerusakan paru yang disebabkan oleh bronkitis kronis dapat terlihat pada pemeriksaan penunjang seperti tes fungsi paru, foto rontgen dada, & tes darah, yang biasanya diminta oleh dokter.
Pengobatan bronkitis kronis sebaiknya dengan petunjuk dokter. Sehingga, jika mengalami gejala batuk berdahak & sesak nafas dalam waktu lama, segera berkonsultasi dengan dokter langganannya. Ketika gejala-gejala tersebut muncul, dokter biasanya akan meresepkan obat-obat yang bersifat melebarkan saluran nafas sehingga sesak nafas dapat berkurang, biasanya dapat disertai obat pengencer dahak. Kadang, diperlukan pemberian oksigen untuk sesak nafas yang berat.
Obat antibiotik biasanya tidak diperlukan dalam pengobatan bronkitis kronis, terkecuali jika ditemukan infeksi saluran nafas yang menyertai, yang biasanya ditandai dengan demam & banyak dahak yang berwarna kuning atau hijau.
Cara untuk menghindari terkena bronkitis kronis atau kambuhnya penyakit tersebut adalah menghindari faktor pencetusnya. Jika bronkitis kronis disebabkan oleh merokok, berhentilah merokok. Jika disebabkan oleh pencemaran udara yang menyebabkan peradangan saluran nafas, hindari zat pencemar udara yang menyebabkan peradangan saluran nafas tersebut.
Selain itu, berolahraga secara rutin dapat membantu memperkuat otot-otot pernafasan sehingga penderita bronkitis kronis dapat bernafas lebih baik.

· Peradangan Saluran Cerna Atas (’Sakit Maag’) novita
Salah satu penyebab utama nyeri perut adalah peradangan di saluran cerna atas, yang sering disebut ’sakit maag’. Peradangan yang terjadi di saluran cerna berbentuk seperti borok di dinding saluran cerna.
Penyebab peradangan saluran cerna yang paling sering adalah infeksi kuman. Juga, produksi asam lambung yang meningkat dapat menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna. Selain itu, rusaknya dinding saluran cerna juga bisa diakibatkan oleh pemakaian obat-obatan yang dapat merusak dinding saluran cerna dalam waktu lama, seperti obat anti radang non-steroid (NSAID) yang sering diresepkan dokter untuk ‘nyeri sendi’. Perasaan tertekan (stress), baik secara fisik maupun emosi sebetulnya tidak menyebabkan kerusakan dinding saluran cerna, tetapi dapat memperberat peradangan yang sebelumnya telah ada.
Gejala dari peradangan saluran cerna dapat berupa nyeri akan bertambah setelah makan, nyeri yang berkurang setelah makan namun bertambah hebat dalam 1-2 jam berikutnya, nyeri perut ketika tidur sehingga terbangun, merasa cepat kenyang, rasa terbakar/panas di daerah perut, atau mual, kadang disertai muntah.
Baiknya, segera konsultasi ke dokter langganan/keluarganya jika mengalami gejala-gejala di atas. Dokter akan memberikan obat, jika dengan obat tersebut keadaan membaik, dokter akan menganggap gejala yang muncul sebagai peradangan di saluran cerna. Jika tidak membaik atau terus kambuh, dokter akan meminta berbagai pemeriksaan penunjang yang diperlukan, seperti laboratorium atau radiologi.
Jika peradangan tersebut diakibatkan oleh infeksi Helicobacter pylori, maka dokter akan memberikan antibiotik untuk membunuh kuman tersebut, ditambah obat yang dapat mengurangi produksi asam lambung atau melindungi dinding pencernaan yang meradang, jenisnya bermacam-macam.
Sedangkan pada peradangan yang diakibatkan oleh obat, maka penghentian penggunaan obat tersebut harus dilakukan, lalu diberikan obat yang dapat melindungi dinding saluran cerna yang meradang & mengurangi produksi asam lambung. Obat yang sama juga diberikan pada peradangan yang diakibatkan oleh produksi asam lambung yang berlebih.
Pada standar pengobatan terkini, sudah tidak digunakan lagi obat-obatan yang menetralkan asam lambung seperti Antasida karena pengobatan tersebut hanya mengurangi gejala, bukan mengobati penyebab peradangan di saluran cerna. Namun, obat-obatan tersebut dapat dibeli secara bebas, sehingga dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri ketika gejala peradangan saluran cerna muncul tiba-tiba. Obat golongan Antasida sebaiknya tidak digunakan dalam waktu lama, juga digabungkan dengan obat-obatan lain karena dapat menimbulkan reaksi yang merugikan tubuh.
Pola hidup & makan dapat mempengaruhi peradangan di saluran cerna. Minum minuman beralkohol & merokok dapat merusak dinding saluran cerna. Konsumsi kopi, teh, coklat, & beberapa bumbu masak dapat memicu rasa nyeri akibat peradangan yang telah ada. Coba makan dalam porsi/jumlah yang kecil, namun sering & bervariasi, jika penyakit ini sering kambuh. Gunakan obat demam/pengurang nyeri yang dapat merusak dinding saluran cerna dalam pengawasan dokter.

MERAIH KESUKSESAN DENGAN 7 B

MERAIH KESUKSESAN DENGAN 7 B

Dedy Syarif

Saudaraku kitasering mengukur kesuksesan itu dengan topeng dunia ; harta, gelar pangkat, jabatan kedudukan, popularitas dan penampilan, dan kita meraasa topengnya tidak sesuai keinginan dia akan sibuk untuk menghias topengnaya. Ada orng yang sangat sibuk dengan gelarnya smpai-sampai dia membeli gelar palsu,da dengan gelar palsu itu dia merasa bangga dengan terhormat, padahal dirinya sangat tidak terhormat.

Kesuksesan diri dengan menyesukseskan orang lain sehingga orang-orang disekitar kita merasa manfaat dengan ilmu, harta, dan kedudukan yang kita miliki.apalah artinya kita didunia dipuji tetapi diahirat dihina, seharusnya didunia terhormat dan diahirat mulia. Ketiak kita bahagia maka orang disekitar kita pun bahahgia.

Saudaraku rahasisa kesuksesan didunia 7B kalau dipakai insaallah sukses diri akan pula berpaen menyukseskan ornag lain, manfat didunia dan akhit adapun 7B itu adalah :

1. beribadah dengan benar

2. berahlak baik

3. belajar tiada henti

4. bekerja kera dengna dengan cerdas dan iklas

5. bersja dengn hidup

6. bantu dedama

7. besihkasn hati selalu.

Inilah ornga yang akan sukses, karen dia tidak menjdi sombong,apakah artintya kita mendapatkan banyak hal kalu kita tidak mendapat ridha dari allah karena kesombongan kiat. Dengan beribadah dengan benar, membuat kita demakin tawadhu, kokoh mengabdi kepada allah, hati tentram, hidup akn seimbang. ØزØØ wallahualam.

PENYAKIT JANTUNG KORONER: PATOFISIOLOGI, PENCEGAHAN, DAN PENGOBATAN TERKINI

Dedi Syarif
DEFINISI DAN PATOFISIOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER
I. Definisi
• Angina Pektoris Stabil (APS): sindrom klinik yang ditandai dengan rasa
tidak enak di dada, rahang, bahu, pungggung ataupun lengan, yang
biasanya dicetuskan oleh kerja fisik atau stres emosional dan keluhan ini
dapat berkurang bila istirahat atau oleh obat nitrogliserin.
• Angina Prinzmetal: nyeri dada disebabkan oleh spasme arteri koronaria,
sering timbul pada waktu istirahat, tidak berkaitan dengan kegiatan
jasmani dan kadang-kadang siklik (pada waktu yang sama tiap harinya).
• Sindroma Kororner Akut (SKA):sindrom klinik yang mempunyai dasar
patofisiologi yang sama yaitu adanya erosi, fisur, ataupun robeknya plak
atheroma sehingga menyebabkan trombosis intravaskular yang
menimbulkan ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen
miokard. Yang termasuk dalam SKA adalah:
- Angina pektoris tidak stabil (APTS, unstable angina): ditandai dengan
nyeri dada yang mendadak dan lebih berat, yang serangannya lebih
lama (lebih dari 20 menit) dan lebih sering. Angina yang baru timbul
Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan Terkini
3
(kurang dari satu bulan), angina yang timbul dalam satu bulan
setelah serangan infark juga digolongkan dalam angina tak stabil.
- Infark miokard akut (IMA): Nyeri angina pada infark jantung akut
umumnya lebih berat dan lebih lama (30 menit atau lebih). Walau
demikian infark jantung dapat terjadi tanpa nyeri dada (20 sampai
25%). IMA bisa nonQ MI (NSTEMI) dan gelombang Q MI (STEMI).
II. Patofisiologi
Lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami
kerusakan oleh adanya faktor risiko antara lain: faktor hemodinamik seperti
hipertensi, zat-zat vasokonstriktor, mediator (sitokin) dari sel darah, asap
rokok, diet aterogenik, penigkatan kadar gula darah, dan oxidasi dari LDL-C.
Di antara faktor-faktor risiko PJK (lihat Tabel 1), diabetes melitus,
hipertensi, hiperkolesterolemia, obesitas, merokok, dan kepribadian
merupakan faktor-faktor penting yang harus diketahui.
Kerusakan ini menyebabkan sel endotel menghasilkan cell adhesion
molecule seperti sitokin (interleukin -1, (IL-1); tumor nekrosis faktor alfa,
(TNF-alpha)), kemokin (monocyte chemoattractant factor 1, (MCP-1; IL-8),
dan growth factor (platelet derived growth factor, (PDGF); basic fibroblast
growth factor, (bFGF). Sel inflamasi seperti monosit dan T-Limfosit masuk
ke permukaan endotel dan migrasi dari endotelium ke sub endotel. Monosit
kemudian berdiferensiasi menjadi makrofag dan mengambil LDL teroksidasi
yang bersifat lebih atherogenik dibanding LDL. Makrofag ini kemudian
membentuk sel busa.
LDL teroksidasi menyebabkan kematian sel endotel dan menghasilkan
respons inflamasi. Sebagai tambahan, terjadi respons dari angiotensin II,
yang menyebabkan gangguan vasodilatasi, dan mencetuskan efek
protrombik dengan melibatkan platelet dan faktor koagulasi.
Akibat kerusakan endotel terjadi respons protektif dan terbentuk lesi
fibrofatty dan fibrous, plak atherosklerosik, yang dipicu oleh inflamasi. Plak
yang terjadi dapat menjadi tidak stabil (vulnerable) dan mengalami ruptur
sehingga terjadi Sindroma Koroner Akut (SKA).
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
4
Tabel 1. Faktor Risiko Jantung Koroner
Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dirubah Faktor risiko yang dapat diubah
- Usia
- Jenis kelamin laki-laki
- Riwayat keluarga
- Etnis
- Merokok
- Hipertensi
- Dislipidemia
- Diabetes melitus
- Obesitas dan sindrom metabolik
- Stres
- Diet lemak yang tinggi kalori
- Inaktifitas fisik
Faktor risiko baru:
- Inflamasi
- Fibrinogen
- Homosistein
- Stres oksidatif
DIAGNOSIS
Langkah pertama dalam pengelolaan PJK ialah penetapan diagnosis pasti.
Diagnosis yang tepat amat penting, karena bila diagnosis PJK telah dibuat di
dalamnya terkandung pengertian bahwa penderitanya mempunyai
kemungkinan akan dapat mengalami infark jantung atau kematian
mendadak. Diagnosis yang salah selalu mempunyai konsekuensi buruk
terhadap kualitas hidup penderita. Pada orang-orang muda, pembatasan
kegiatan jasmani yang tidak pada tempatnya mungkin akan dinasihatkan.
Selain itu kesempatan mereka untuk mendapat pekerjaan mungkin akan
berkurang. Bila hal ini terjadi pada orang-orang tua, maka mereka mungkin
harus mengalami pensiun yang terlalu dini, harus berulang kali dirawat di
rumah sakit secara berlebihan atau harus makan obat-obatan yang
potensial toksin untuk jangka waktu lama. Di lain pihak, konsekuensi fatal
dapat terjadi bila adanya PJK tidak diketahui atau bila adanya penyakitpenyakit
jantung lain yang menyebabkan angina pektoris terlewat dan tidak
terdeteksi.
Cara Diagnostik
Tabel 2 memperlihatkan cara-cara diagnostik PJK yang terpenting, baik
yang saat ini ada atau yang di masa yang akan datang potensial akan
mempunyai peranan besar. Dokter harus memilih pemeriksaan apa saja
yang perlu dilakukan terhadap penderita untuk mencapai ketepatan
diagnostik yang maksimal dengan risiko dan biaya yang seminimal
mungkin.Tahapan evaluasi yang dilakukan pada pasien dengan nyeri angina
dapat dilihat pada Gambar 1.
Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan Terkini
5
Tabel 2. Cara-Cara Diagnostik
1 Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Laboratorium
4. Foto dada
5. Pemeriksaan jantung non-invasif
- EKG istirahat
- Uji latihan jasmani (treadmill)
- Uji latih jasmani kombinasi pencitraan:
- Uji latih jasmani ekokardiografi (Stress Eko)
- Uji latih jasmani Scintigrafi Perfusi Miokard
- Uji latih jasmani Farmakologik Kombinasi Teknik Imaging
- Ekokardiografi istirahat
- Monitoring EKG ambulatoar
- Teknik non-invasif penentuan klasifikasi koroner dan anatomi koroner:
- Computed Tomography
- Magnetic Resonanse Arteriography
6. Pemeriksaan invasif menentukan anatomi koroner
- arteriografi koroner
- ultrasound intra vaskular (IVUS)
Setiap pasien dengan nyeri dada perlu dilakukan anamnesis yang teliti,
penentuan faktor risiko, pemeriksaan jasmani dan EKG. Pada pasien dengan
gejala angina pektoris ringan, cukup dilakukan pemeriksaan non-invasif.
Bila pasien dengan keluhan yang berat dan dan kemungkinan diperlukan
tindakan revaskularisasi, maka tindakan angiografi sudah merupakan
indikasi.
Pada keadaan yang meragukan dapat dilakukan treadmill test. Treadmill
test lebih sensitif dan spesifik dibandingkan dengan EKG istirahat dan
merupakan tes pilihan untuk mendeteksi pasien dengan kemungkinan
Angina Pektoris dan pemeriksaan ini sarananya yang mudah dan biayanya
terjangkau.
Pada keadaan tertentu, sulit menginterpretasi hasil treadmill seperti pada
pasien dengan kelainan EKG istirahat a.l.: LBBB, kelainan repolarisasi, LVH
dsb.
Pemeriksaan alternatif lain yang dapat dilakukan adalah ekokardiografi dan
teknik non-invasif penentuan kalsifikasi koroner dan anatomi koroner,
Computed Tomography, Magnetic Resonanse Arteriography, dengan
sensitifitas dan spesifitas yang lebih tinggi. Di samping itu tes ini juga cocok
untuk pasien yang tidak dapat melakukan excercise, di mana dapat
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
6
dilakukan uji latih dengan menggunakan obat dipyridamole atau
dobutamine.
Hadirin yang saya muliakan,
Gambar 1. Algoritma Evaluasi pada Pasien dengan Gejala Angina
ACS management
algorithm
Suspected pulmonary
disease
CXR
Suspected heart failure, prior
mi, abnormal ECG, or clinical
examination, hypertension, or
DM Assessment of ischaemia
Exercise ECG
Or
Pharmacological stress imaging or exercise stress
imaging
Unstable syndrome
Reassure, refer for
investigation and/or
management of
alternative diagnosis if
appropriate
No evidence for cardiac
cause of symptoms
Re-assess likelihood of ischaemia as cause of
symptoms
Evaluate prognosis on the basis of clinical evaluation and noninvasive
test
Clinical evaluation
History and physical
ECG
Laboratory tests
Echocardiography (or
MRI) to assess structural
or functional
abnormalities
If diagnosis of CAD is secure,
but assessment of ventricular
function not already performed
for class I indications, then
assess ventricular function at
this stage
Low-risk
Annual CV mortality <>
year
Intermediate-risk
Annual CV mortality 1-2 % per
year
High-risk
Annual CV mortality >2 % per
year
Medical therapy Medical therapy
±
Coronary arteriography
Depending on level of
symptoms and clinical
judgment
Medical therapy
and
Coronary arteriography
for more complete risk stratification and
assessment of need for
revascularizaton
Coronary arteriography
if not already
performed
If symptomatic comtrol unsatisfactory, consider suitability for revascularization (PCI or
CABG)
Evaluate response to medical
therapy
High-risk coronary anatomy
known to benefit from
revascularisation ?
Revascularize
Yes
No
Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan Terkini
7
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah:
o Memperbaiki prognosis dengan cara mencegah infark miokard dan
kematian. Upaya yang dilakukan adalah bagaimana mengurangi
terjadinya trombotik akut dan disfungsi ventrikel kiri. Tujuan ini dapat
dicapai dengan modifikasi gaya hidup ataupun intervensi farmakologik
yang akan (i) mengurang progresif plak (ii) menstabilkan plak, dengan
mengurangi inflamasi dan memperbaiki fungsi endotel, dan akhirnya (iii)
mencegah trombosis bila terjadi disfungsi endotel atau pecahnya plak.
Obat yang digunakan: Obat Antitrombotik: aspirin dosis rendah,
antagonis reseptor ADP (thienopyridin) yaitu clopidogrel dan ticlopidine;
obat penurun kolesterol (statin); ACE-Inhibitors; Beta-blocker; Calcium
channel blockers (CCBs).
o Untuk memperbaiki simtom dan iskemi: obat yang digunakan yaitu
nitrat kerja jangka pendek dan jangka panjang, Beta-blocker, CCBs.
Tatalaksana Umum
Kepada pasien yang menderita PJK maupun keluarga, perlu diterangkan
tentang perjalanan penyakit, pilihan obat yang tersedia. Pasien perlu
diyakinkan bahwa kebanyakan kasus angina dapat mengalami perbaikan
dengan pengobatan dan modifikasi gaya hidup sehingga kualitas hidup lebih
baik. Kelainan penyerta seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, dll. perlu
ditangani secara baik (lihat selanjutnya pada bab pencegahan).
Cara pengobatan PJK yaitu, (i) pengobatan farmakologis, (ii) revaskularisasi
miokard. Perlu diingat bahwa tidak satu pun cara di atas sifatnya
menyembuhkan. Dengan kata lain tetap diperlukan modifikasi gaya hidup
dan mengatasi faktor penyebab agar progresi penyakit dapat dihambat.
Algoritme rekomendasi pengobatan angina dapat dilihat pada Gambar 2.
Pengobatan Farmakologik
* Aspirin dosis rendah
Dari berbagai studi telah jelas terbukti bahwa aspirin masih merupakan
obat utama untuk pencegahan trombosis. Meta-analisis menunjukkan,
bahwa dosis 75-150 mg sama efektivitasnya dibandingkan dengan dosis
yang lebih besar. Karena itu aspirin disarankan diberi pada semua
pasien PJK kecuali bila ditemui kontraindikasi. Selain itu aspirin juga
disarankan diberi jangka lama namun perlu diperhatikan efek samping
iritasi gastrointestinal dan perdarahan, dan alergi. Cardioaspirin
memberikan efek samping yang lebih minimal dibandingkan aspirin
lainnya.
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
8
* Thienopyridine Clopidogrel dan Ticlopidine merupakan antagonis ADP
dan menghambat agregasi trombosit. Clopidogrel lebih diindikasikan
pada penderita dengan resistensi atau intoleransi terhadap aspirin.
AHA/ACC guidelines update 2006 memasukkan kombinasi aspirin dan
clopidogrel harus diberikan pada pasien PCI dengan pemasangan stent,
lebih 1 bulan untuk bare metal stent, lebih 3 bulan untuk sirolimus
eluting stent, dan lebih 6 bulan untuk paclitaxel-eluting stent.
* Obat penurun kolesterol
Pengobatan dengan statin digunakan untuk mengurangi risiko baik pada
prevensi primer maupun prevensi sekunder. Berbagai studi telah
membuktikan bahwa statin dapat menurunkan komplikasi sebesar 39%
(Heart Protection Study), ASCOTT-LLA atorvastatin untuk prevensi
primer PJK pada pasca-hipertensi.
Statin selain sebagai penurun kolesterol, juga mempunyai mekanisme
lain (pleiotropic effect) yang dapat berperan sebagai anti inflamasi, anti
trombotik dll. Pemberian atorvastatin 40 mg satu minggu sebelum PCI
dapat mengurangi kerusakan miokard akibat tindakan.
Target penurunan LDL kolesterol adalah <>
risiko tinggi, DM, penderita PJK dianjurkan menurunkan LDL kolesterol
<>
* ACE-Inhibitor/ARB
Peranan ACE-I sebagai kardioproteksi untuk prevensi sekunder pada
pasien dengan PJK telah dibuktikan dari berbagai studi a.l., HOPE study,
EUROPA study dll. Bila intoleransi terhadap ACE-I dapat diganti dengan
ARB.
* Nitrat pada umumnya disarankan, karena nitrat memiliki efek
venodilator sehingga preload miokard dan volume akhir bilik kiri dapat
menurun sehingga dengan demikian konsumsi oksigen miokard juga
akan menurun. Nitrat juga melebarkan pembuluh darah normal dan
yang mengalami aterosklerotik. Menaikkan aliran darah kolateral, dan
menghambat agregasi trombosit. Bila serangan angina tidak respons
dengan nitrat jangka pendek, maka harus diwaspadai adanya infark
miokard. Efek samping obat adalah sakit kepala, dan flushing.
* Penyekat β juga merupakan obat standar. Penyekat β menghambat efek
katekolamin pada sirkulasi dan reseptor β-1 yang dapat menyebabkan
penurunan konsumsi oksigen miokard. Pemberian penyekat β dilakukan
Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan Terkini
9
dengan target denyut jantung 50-60 per menit. Kontraindikasi
terpenting pemberian penyekat β adalah riwayat asma bronkial, serta
disfungsi bilik kiri akut.
* Antagonis kalsium mempunyai efek vasodilatasi. Antagonis kalsium
dapat mengurangi keluhan pada pasien yang telah mendapat nitrat atau
penyekat β; selain itu berguna pula pada pasien yang mempunyai
kontraindikasi penggunaan penyekat β. Antagonis kalsium tidak
disarankan bila terdapat penurunan fungsi bilik kiri atau gangguan
konduksi atrioventrikel.
Rekomendasi pengobatan untuk memperbaiki prognosis pasien dengan
angina stabil menurut ESC 2006 sbb.:
1. Pemberian Aspirin 75 mg per hari pada semua pasien tanpa
kontraindikasi yang spesifik (cth. Perdarahan lambung yang aktif, alergi
aspirin, atau riwayat intoleransi aspirin) (level evidence A).
2. Pengobatan statin untuk semua pasien dengan penyakit jantung koroner
(level evidence A).
3. Pemberian ACE inhibitor pada pasien dengan indikasi pemberian ACE
inhibitor, seperti hipertensi, disfungsi ventrikel kiri, riwayat miokard
infark dengan disfungsi ventrikel kiri, atau diabetes (level evidence A).
4. Pemberian Beta-blocker secara oral pada pasien gagal jantung atau yang
pernah mendapat infark miokard (level evidence A).
Revaskularisasi Miokard
Ada dua cara revaskularisasi yang telah terbukti baik pada PJK stabil yang
disebabkan aterosklerotik koroner yaitu tindakan revaskularisasi pembedahan,
bedah pintas koroner (coronary artery bypass surgery = CABG), dan
tindakan intervensi perkutan (percutneous coronary intervention = PCI).
Akhir-akhir ini kedua cara tersebut telah mengalami kemajuan pesat yaitu
diperkenalkannya tindakan, off pump surgery dengan invasif minimal dan
drug eluting stent (DES).
Tujuan revaskularisasi adalah meningkatkan survival ataupun mencegah
infark ataupun untuk menghilangkan gejala. Tindakan mana yang dipilih,
tergantung pada risiko dan keluhan pasien.
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
10
Gambar 2. Algoritma Penatalaksanaan Medis Pasien PJK Stabil Menurut
ESC 2006
Indikasi untuk Revaskularisasi
Secara umum, pasien yang memiliki indikasi untuk dilakukan arteriography
koroner dan tindakan kateterisasi menunjukkan penyempitan arteri koroner
adalah kandidat yang potensial untuk dilakukan tindakan revaskularisasi
miokard. Selain itu, tindakan revaskularisasi dilakukan pada pasien, jika:
a. Pengobatan tidak berhasil mengontrol keluhan pasien.
b. Hasil uji non-invasif menunjukkan adanya risiko miokard.
c. Dijumpai risiko tinggi untuk kejadian dan kematian.
d. Pasien lebih memilih tindakan intervensi dibanding dengan pengobatan
biasa dan sepenuhnya mengerti akan risiko dari pengobatan yang
diberikan kepada mereka.
Immediate
short-term
relief
Treatment
aimed at
improving
prognosis
Treatment
aimed at
relief of
symptoms
Short-acting sublingual or buccal nitrate,
prn
Aspirin 75-150 mg od
Statin
± Titrate dose to get target cholesterol
ACE-inhibitor in proven CVD
Beta-blocker post-MI
Beta-blocker no prior-MI
Add calcium antagonist or long-acting
nitrate
Symptoms not controlled after dose
optimization
Symptoms not controlled after dose
optimization
Consider suitability for revascularization
Interchange statins or ezetimibe with lower
dose statin or replace with alternative lipidlowering
agent
Clorpidogrel 75 mg od
Calcium antagonist or long-acting nitrate or K-channel opener or if inhibitor
Symptoms not controlled on two
drugs after dose optimization
Contraindication
(e.g. aspirin allergic)
Intolerant or
contraindication
Intolerant (e.g.fatigue) or
contraindication*
Symptoms not controlled after dose
optimization
Intolerant
Either substitute
alternative subclass of
calcium antagonist or
long-acting nitrate Combination of nitrate and calcium
antagonist or K-channel opener
Level of evidence
Prognosis Symptoms
A B A
B/C
A/B
A A
B A
A/B
B/C
Stable angina for medical management
Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan Terkini
11
Tindakan Pembedahan CABG
Tindakan pembedahan lebih baik jika dilakukan dibanding dengan
pengobatan, pada keadaan:
a. Stenosis yang signifikan (≥ 50%) di daerah left main (LM).
b. Stenosis yang signifikan (≥ 70%) di daerah proximal pada 3 arteri
koroner yang utama.
c. Stenosis yang signifikan pada 2 daerah arteri koroner utama termasuk
stenosis yang cukup tinggi tingkatannya pada daerah proximal dari left
anterior descending arteri koroner.
Tindakan PCI
Pada mulanya tindakan percutaneous transluminal angioplasty hanya
dilakukan pada satu pembuluh darah saja, sekarang ini telah berkembang
lebih pesat baik oleh karena pengalaman, peralatan terutama stent dan
obat-obat penunjang. Pada pasien dengan PJK stabil dengan anatomi
koroner yang sesuai maka PCI dapat dilakukan pada satu atau lebih
pembuluh darah (multi-vessel) dengan baik (PCI sukses). Risiko kematian
oleh tindakan ini berkisar 0.3-1%. Tindakan PCI pada pasien PJK stabil
dibandingkan dengan obat medis, tidaklah menambah survival dan hal ini
berbeda dibanding CABG.
Pemasangan Stent Elektif dan Drug-Eluting Stent (DES)
Pemasangan stent dapat mengurangi restenosis dan ulangan PCI
dibandingkan dengan tindakan balloon angioplasty. Saat ini telah tersedia
stent dilapisi obat (drug-eluting stent = DES) seperti serolimus, paclitaxel
dll. Dibandingkan dengan bare-metal stents, pemakaian DES dapat
mengurangi restenosis. Studi RAVEL menunjukkan restenosis dapat
dikurangi sampai 0%.
Direct stenting (pemasangan stent tanpa predilatasi dengan balon lebih
dulu) merupakan tindakan yang feasible pada penderita dengan stenosis
arteri koroner tertentu yaitu tanpa perkapuran, lesi tunggal, tanpa angulasi atau
turtoasitas berat. Tindakan direct stenting dapat mengurangi waktu tindakan/
waktu iskemik, mengurangi radiasi, pemakaian kontras, mengurangi biaya.
Tindakan Intervensi Koroner Perkutan Primer (Primary PCI)
Pasien PJK stabil dan mengalami komplikasi serangan jantung mendadak
(SKA), mortalitasnya tinggi sekali (> 90%). Dengan kemajuan teknologi
sekarang ini telah dapat dilakukan tindakan intervensi koroner perkutan
primer (primary PCI) yaitu suatu teknik untuk menghilangkan trombus dan
melebarkan pembuluh darah koroner yang menyempit dengan memakai
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
12
kateter balon dan seringkali dilakukan pemasangan stent. Tindakan ini
dapat menghilangkan penyumbatan dengan segera, sehingga aliran darah
dapat menjadi normal kembali, sehingga kerusakan otot jantung dapat
dihindari. PCI primer ialah pengobatan infark jantung akut yang terbaik saat
ini, karena dapat menghentikan serangan infark jantung akut dan
menurunkan mortalitas sampai di bawah 2%.
Revaskularisasi vs Pengobatan Medis
Pilihan tindakan pada PJK, apakah cukup dengan obat saja dan bagaimana
bila dibandingkan dengan revaskularisasi? Pada kebanyakan penderita PJK
stabil pengobatan medis dapat diberikan sebagai alternatif PCI dan
komplikasi yang terjadi lebih kecil dibandingkan PCI atau pembedahan
dalam follow up selama satu tahun pada studi MASS.
Dari studi ACIP (The Asymptomatic Cardiac Ischaemia Pilot) didapatkan
pada pasien dengan risiko tinggi mempunyai hasil yang lebih baik dengan
revaskularisasi.
Dari berbagai studi (ACME,RITA-2 trial) disebutkan bahwa PCI lebih baik
dalam memperbaiki kualitas hidup penderita dibanding obat medis. Pada
AVERT study, 341 pasien PJK stabil, fungsi ventrikel kiri normal, angina
kelas I atau II dibandingkan PCI dengan pengobatan medis atorvastatin 80
mg per hari. Dari hasil ini didapatkan bahwa pada pasien PJK stabil dan
risiko rendah, pengobatan medis termasuk obat penurun lemak secara
agressive mungkin sama efektif dengan PCI dalam hal pengurangan
kejadian iskemik. Simtom angina lebih baik dikendalikan oleh PCI.
Dapat dikatakan bahwa tindakan invasif dilakukan pada pasien dengan
risiko tinggi ataupun yang tidak terkontrol baik dengan obat medis,
sedangkan farmakoterapi saja pada pasien PJK stabil dengan risiko rendah.
Bagaimana Kemajuan Tindakan Revaskularisasi di Medan?
Satu hal yang membanggakan kita adalah bahwa tindakan revaskularisasi
sudah dapat dilakukan di Medan baik di RS H. Adam Malik maupun RS
swasta. Dalam kurun waktu 4 tahun sejak tahun 2003 sampai sekarang,
tindakan angiografi koroner sebanyak 928 kasus, tindakan PCI pemasangan
stent sebanyak 189 kasus (termasuk primary PCI) di RS H. Adam Malik.
Saat ini tindakan PCI elektif maupun primary PCI sudah rutin dikerjakan di
Medan.
Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan Terkini
13
Hadirin yang berbahagia,
TINDAKAN PENCEGAHAN
Tidak ada motto kuno yang lebih baik dari ”Mencegah lebih baik daripada
mengobati”. Ini berlaku untuk siapapun, terlebih pada orang yang
mempunyai faktor risiko yang tinggi. Prioritas pencegahan terutama
dilakukan pada:
a. Pasien dengan PJK, penyakit arteri perifer, dan aterosklerosis
cerebrovaskular.
b. Pasien yang tanpa gejala namun tergolong risiko tinggi karena:
- Banyak faktor risiko dan besarnya risiko dalam 10 tahun ≥ 5% (atau
dengan usia lebih dari 60 tahun) untuk mendapat penyakit
kardiovaskular yang fatal.
- Peningkatan salah satu komponen faktor risiko: cholesterol ≥ 8 mmol/l
(320 mg/dl), low density lipoprotein (LDL) cholesterol ≥ 6 mmol/l (240
mg/dl), TD ≥ 180/110 mmHg.
- Pasien diabetes tipe 2 dan tipe 1 dengan mikroalbuminuria.
c. Keluarga dekat dari:
- Pasien dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang lebih awal
- Pasien dengan risiko tinggi namun tanpa gejala.
d. Orang-orang yang secara rutin melakukan pemeriksaan klinis.
1. Pedoman Pencegahan Primer Penyakit Jantung dan Stroke
Telah banyak bukti–bukti yang menunjukkan bahwa PJK dapat dicegah dan
penelitian untuk hal ini terus berlanjut. Dari hasil studi prospektif jangka
panjang menunjukkan bahwa orang dengan faktor risiko rendah
mempunyai risiko yang lebih kecil untuk terkena PJK dan stroke.
ACC/AHA merekomendasikan petunjuk untuk pencegahan penyakit
kardiovaskular yang ditentukan dari faktor risiko yang ada (lihat Tabel 3).
Usaha-usaha intervensi dengan cara nonfarmakologik dan farmakologik dan
berbagai uji klinis menunjukkan hal yang bermanfaat. (Tabel 4):
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
14
Tabel 3. Panduan Pencegahan Primer Penyakit Kardiovaskular dan Stroke
Berdasarkan Faktor Risiko
Faktor risiko Rekomendasi
Pencarian faktor risiko
Tujuan: orang dewasa harus
mengetahui tingkatan dan
pentingnya faktor risiko yang
diperiksa secara rutin.
Pemeriksaan faktor risiko harus dimulai sejak umur 20
tahun. Riwayat keluarga dengan PJK harus secara rutin
dipantau. Merokok, diet, alkohol, aktivitas fisik harus
dievaluasi secara rutin. Tekanan darah, indeks masa
tubuh, lingkar pinggang, harus diperiksa selang 2 tahun.
Pemeriksaan kolesterol dan kadar gula darah harus tetap
dipantau juga.
Estimasi faktor risiko secara
umum
Seluruh orang dewasa dengan
usia di atas 40 tahun harus
mengetahui faktor risiko
mereka untuk menderita
penyakit PJK. Tujuan:
menurunkan faktor risiko
sebesar-besarnya.
Setiap 5 tahun (atau lebih jika ada perubahan faktor
risiko), khususnya orang dengan usia ≥ 40 tahun atau
seseorang dengan faktor risiko lebih dari 2, harus dapat
menentukan faktor risiko berdasar hitungan 10 tahun
faktor risiko. Faktor risiko yang dilihat adalah merokok,
tekanan darah, pemeriksaan kolesterol, kadar gula
darah, usia, jenis kelamin, dan diabetes. Pasien
diabetes atau risiko 10 tahun > 20% dianggap sama
pasien PJK (risiko PJK equivalen).
2. Pencegahan Sekunder Penyakit Jantung Koroner
Prevensi sekunder pada individu yang sudah terbukti menderita PJK, adalah
upaya untuk mencegah agar PJK itu tidak berulang lagi (lihat Tabel 5).
Prevensi sekunder ini sangat perlu mengingat:
- Individu yang sudah pernah, atau sudah terbukti menderita PJK,
cenderung untuk mendapat sakit jantung lagi, lebih besar
kemungkinannya ketimbang orang yang belum pernah sakit jantung.
- Proses aterosklerosis yang mendasari PJK, bisa saja terjadi pada
pembuluh darah organ lain di otak yang menimbulkan cerebrovascular
disease (strok), pada aorta atau arteri karotis, arteri perifer dll. Oleh
sebab itu prevensi sekunder untuk PJK dapat juga merupakan prevensi
primer untuk penyakit aterosklerotik lainnya.
- Prevensi sekunder belum sepenuhnya mendapat perhatian (under
utilized) dari kalangan praktisi kedokteran, sebagaimana dilaporkan
WHO 2004, khususnya di negara-negara dengan pendapatan per kapita
rendah dan menengah.
Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan Terkini
15
Tabel 4. Intervensi Faktor Risiko
Faktor Risiko dan Perubahan yang diharapkan
Merokok:
Berhenti total. Tidak terpapar pada lingkungan perokok.
Kontrol Tekanan Darah
Tujuan TD <>
atau <>
Diet
Tujuan: Mengkonsumsi makanan yang menyehatkan.
Pemberian Aspirin
Tujuan: Aspirin dosis rendah pada penderita dengan risiko tinggi kardiovaskular
(khususnya penderita dengan risiko 10 tahun kejadian kardiovaskuler ≥
10%).
Pengaturan Lipid di dalam Tubuh
Tujuan Primer: LDL – C <160>
memiliki ≥ 2 faktor risiko dan risiko CHD 20%, atau LDL-C <100>
risiko dimiliki dan memiliki 10% risiko CHD ≥ 20% atau jika pasien juga terkena
diabetes.
Tujuan Sekunder (jika LDL-C adalah target utama): jika trigliserid > 200 mg/dl, kemudian
digunakan non-HDL-C sebagai tujuan kedua; non HDL-C <190>
1; non-HDL-C <160>
sebesar ≤ 20%; non-HDL-C <>
risiko 10 tahun CHD > 20%.
Target terapi yang lain: trigliserid > 150 mg/dl; HDL-C <>
mg/dl pada wanita.
Aktivitas Fisik
Tujuan: aktivitas fisik minimal 30 menit atau aktivitas fisik dengan intensitas sedang
setiap hari dalam 1 minggu.
Pengaturan Berat Badan
Tujuan: Mencapai dan mempertahankan berat (BMI 18,5-24,9 kg/m2). Bila BMI ≥ 25
kg/m2, lingkar pinggang ≤ 40 inci pada pria dan ≤ 35 inci pada wanita.
Pengelolaan Diabetes
Tujuan: KGD puasa (<110>
Atrial Fibrilasi Kronik
Tujuan: Mencapai sinus ritme atau jika muncul atrial fibrilasi kronik, antikoagulan
dengan INR 2,0-3,0 (target 2,5).
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
16
Tabel 5. Pedoman Pencegahan Sekunder Penyakit Jantung Koroner dan
Penyakit Vaskular Lainnya menurut ACC/AHA 2006
Merokok
Tujuan: Berhenti total, tidak terpapar pada lingkungan perokok
Kontrol Tekanan Darah
Tujuan: TD <>
ginjal kronik
Pengelolaan Lipid
Tujuan: LDL-C <>
mg/dl
Aktivitas fisik
Tujuan: 30 menit, 7 hari dalam seminggu (minimal 5 hari dalam seminggu)
Pengaturan Berat Badan
Tujuan:BMI: 18,5 – 24,9 kg/m2. Lingkar pinggang: Pria <>
Pengelolaan Diabetes
Tujuan: HbA1c <>
Penggunaan obat Antiplatelet/Anticoagulant: Aspirin, clopidogrel, warfarin sesuai indikasi.
Penggunaan Renin-Angiotensin-Aldosterone System Blockers: bila intoleran ganti dengan
ARB.
Penggunaan Β-Blockers: kecuali bila ada kontra indikasi.
Pemberian vaksinasi influenza pada pasien dengan kelainan kardiovaskular.
KESIMPULAN
1. Faktor-faktor risiko PJK seperti diabetes melitus, hipertensi,
hiperkolesterolemia, obesitas, merokok dll. dapat menyebabkan lapisan
endotel pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami
kerusakan sehingga terbentuknya plak pada pembuluh koroner dan
menyebabkan aliran menjadi berkurang/iskemi miokard dan terjadi PJK.
Bila plak aterosklerotik mengalami ruptur dapat menyebabkan SKA
(serangan jantung mendadak).
2. Walau cara–cara diagnosis PJK bermacam-macam, setiap dokter harus
menyadari kemampuan dan keterbatasan masing-masing cara tersebut.
Untuk membuat suatu diagnosis yang menyeluruh, tidaklah selalu
seorang penderita harus menjalani semua pemeriksaan tersebut. Pada
seorang penderita uji latihan jasmani mungkin merupakan pemeriksaan
yang sudah mencukupi tetapi pada penderita lain mungkin diperlukan
arteriogafi koroner tanpa harus sebelumnya menjalani uji latihan
jasmani.
Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan Terkini
17
3. Pengobatan PJK yaitu: pengobatan farmakologis, tindakan intervensi
kardiologi dan pembedahan. Disamping itu tetap diperlukan modifikasi
gaya hidup dan mengatasi faktor risiko/penyebab agar progresi penyakit
dapat dihambat.
4. Tindakan PCI maupun bedah pintas jantung (CABG) dikerjakan sesuai
dengan indikasi yang tepat. Dengan kemajuan yang pesat dalam bidang
intervensi kardiologi, sebagian kasus PJK yang dulunya harus dilakukan
tindakan bedah jantung, sekarang ini dapat diatasi dengan PCI. Saat ini
tindakan PCI maupun primary PCI sudah rutin dikerjakan di Medan.
5. Pencegahan PJK penting sekali diperhatikan terutama pada kelompok
orang dengan risiko tinggi. Pemeriksaan faktor risiko harus dimulai sejak
umur 20 tahun terutama bila ada riwayat keluarga dengan PJK. Seluruh
orang dewasa usia di atas 40 tahun harus mengetahui faktor risiko dan
prediksi besarnya risiko PJK dalam 10 tahun dengan tujuan menurunkan
faktor risiko sebesar-besarnya. Pasien diabetes atau risiko 10 tahun >
20% dianggap sama pasien PJK (risiko PJK equivalen).